Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo meminta seluruh pemerintah kabupaten untuk melirik Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sebagai contoh pencegahan korupsi. Sebab, Boyolali dianggap memiliki sistem birokrasi yang bisa memupus celah pelaksanaan tindak rasuah.
Jokowi mengutip laporan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di mana Boyolali menduduki peringkat pertama dari segi rencana aksi pemberantasan korupsi melalui aplikasi Monitoring Center of Prevention (MCP). Menurut laporan tersebut, kabupaten yang sempat heboh lantaran ucapan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto ini memiliki skor 93 persen dan merupakan skor tertinggi se-Indonesia.
"Rankingnya tadi saya lihat, kalau provinsi peringkat pertama ada DKI Jakarta dan Jawa Tengah dan di tingkat kabupaten ada Boyolali. Ini satu-satu kami jadikan contoh, yang lain suruh
copy untuk mendampingi KPK," kata Jokowi, Selasa (4/12).
Bahkan, bila diperlukan, Jokowi siap untuk menerbitkan instruksi presiden atau peraturan presiden agar daerah lain bisa mencontoh pemerintah daerah yang sukses mencegah korupsi. Ia mengaku, Ketua KPK beserta pemerintah tengah mengatur masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berhenti sampai di pemerintahan daerah, Jokowi juga ingin agar kementerian dan lembaga yang suskses menerapkan pencegahan korupsi sebagai contoh bagi instansi lain.
"Yang lain suruh
copy saja, misal (kabupaten bisa mencontoh) Boyolali. Apalagi, kita kan paling gampang mencontoh. Kalau ada contoh satu kementerian dan lembaga, provinsi, kabupaten, dan kota, maka akan cepat sekali (tindakan pencegahan korupsi)," ucap dia.
Menurut Jokowi, seharusnya sistem demokrasi, akuntansi, hingga kerja birokrasi Indonesia tak boleh memberi ruang bagi tindak korupsi. Di sisi lain, tren birokrasi juga harus mengusung kesederhanaan demi mengakomodasi perubahan dunia yang sangat cepat.
"Korupsi adalah korupsi, tidak bisa diganti dengan nama lain. Di tengah upaya kita memberantas korupsi, upaya membangun cara kerja yang cepat dan efisien adalah sebuah keharusan. Dunia menghadapi tantangan semakin kompleks, persaingan pun semakin ketat," kata dia.
Di tengah keinginan pemerintah untuk terus mencegah tindak korupsi, Jokowi masih bisa sedikit tersenyum. Sebab, menurut indeks persepsi korupsi yang dirilis Transparency International, skor Indonesia meloncat tajam dari 20 di tahun 1998 ke angka 37 di tahun kemarin.
Ia mengatakan, prestasi ini patut disyukuri, apalagi ia menilai kenaikan ini merupakan yang tertinggi di dunia. Setelah ini, Jokowi berharap tak ada pihak lagi yang menyebut tingkat korupsi di Indonesia sudah dalam tahap kronis.
"Skor kita dari yang terjelek se-ASEAN, sekarang naik menjadi ke angka 37 dan ini patut disyukuri. Jangan sampai ada yang bilang korupsi kita stadium 4, tidak ada. Memang banyak yang kita perlu perbaiki dan benahi, tapi ada peningkatan seperti itu kita tidak boleh tutup mata," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
(glh/dea)