Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal
Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan pihaknya belum mau melaporkan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Maruf Amin,
Ahmad Basarah terkait ucapannya '
Soeharto guru korupsi Indonesia'.
"Kami simpulkan Partai Berkarya sampai hari ini belum merasa perlu untuk melaporkan secara institusi kepada Pak Ahmad Basarah maupun Kepada Sekjen PSI Raja Juli," kata Priyo saat acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (4/12).
Meski demikian, Priyo dan pertainya kecewa atas ucapan yang menyebut Soeharto guru korupsi Indonesia. Ia menilai hal tersebut merupakan tudingan jahat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Priyo menilai wajar jika beberapa komunitas pencinta Soeharto marah dan merasa terhina karena pemimpin yang dihormatinya itu difitnah. Ia pun tidak melarang pihak-pihak yang ingin melaporkan Basarah.
"Ini semua membuka mata kita ternyata banyak pecinta Pak Harto. Ya sudah kalau mereka mau melaporkan kami tidak bisa menahan, silakan," ujarnya.
Selain itu, Priyo tidak khawatir dengan ideologi partai yang mendukung gagasan Soeharto akan berdampak buruk bagi elektabilitas Partai Berkarya.
Menurutnya, Soeharto memiliki pengaruh besar dan dicintai masyarakat. Ia mengatakan tidak ragu-ragu untuk mengampanyekan apa yang dipercayai partainya tersebut.
"Partai berkarya meyakini dan kami tidak pernah ragu-ragu untuk mendeklarasikan di depan publik di depan rakyat bahwa ideologi kami, simbol kami tak ragu-ragu untuk pasang di baliho-baliho di billboard-billboard, di semua lini adalah Pak Harto," kata Priyo.
Sebelumnya, Basarah menyebut Soeharto adalah guru korupsi di Indonesia. Partai Berkarya yang dipimpin Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto tidak terima dan menyatakan akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Basarah pun kemudian dilaporkan oleh dua pihak dalam kasus penghinaan dan penyebaran berita bohong. Mereka adalah mantan anggota DPR Anhar melapor ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, serta Rizka dari aliansi pecinta Soeharto, Hasta Mahardika Soehartonesia, ke Polda Metro Jaya.
(ani/pmg)