Jakarta, CNN Indonesia --
Gempa bumi dengan kekuatan di atas 5,0 skala richter mengguncang
Lombok, Sumbawa, dan Bali pada Kamis (6/12) pagi.
Gempa berkekuatan 5,3 skala richter (semula BMKG merilis 5,7 SR dan telah dikoreksi) itu merupakan gempa dangkal dengan kedalaman sekitar 10 kilometer di laut. Jarak episentrum gempa itu sekitar 23 kilometer barat laut dari Kota Mataram yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Saat gempa yang terjadi sekitar pukul 08.02 WIB itu, kepanikan sempat terasa di Kota Mataram yang merupakan ibu kota provinsi NTB. Salah satunya di SDN 2 Gerung Lombok Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat, salah seorang reporter televisi yang tengah melakukan peliputan di sekolah tersebut menuturkan saat itu murid-murid sedang mengerjakan soal ujian semester. Sebelum gempa, kata dia, suasana di sekolah tersebut tampak tenang.
Namun kemudian terjadi gempa. Sontak, murid-murid terkejut dan berlarian keluar ruang kelas.
"Anak anak kabur menyelamatkan diri karena panik," kata Rahmat saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (6/12).
Di tengah kepanikan tersebut, kata dia, tampak pula sejumlah murid yang menangis. Tak lama berselang, sejumlah orang tua murid terlihat menyambangi sekolah tersebut untuk memastikan kondisi anaknya.
Meski demikian, kata Rahmat, pihak sekolah tetap melanjutkan ujian semester. Hanya saja, pelaksanaannya tidak di dalam kelas.
"Ulangan semester terpaksa dilanjutkan di luar kelas," kata Rahmat.
Di tempat lain, salah seorang warga lain Kota Mataram, Herlina, menerangkan guncangan gempa dirasakannya dari pelan hingga menguat dan membuat rumahnya bergetar.
"Gempanya tambah lama tambah besar dan berguncang bangunan rumah seperti digoyang," ujar Herlina saat dihubungi.
Herlina memperkirakan lama guncangan berlangsung sekitar 40 sampai 50 detik. Pada saat gempa terjadi, Herlina berada di rumah, dan seketika itu juga dirinya dan warga sekitar berlari keluar dari rumah masing-masing.
"Semua pada lari ke luar, tapi pada tidak sadar awalnya tidak terlalu besar," ucapnya.
Kerasnya guncangan juga dirasakan warga Mataram lain, Rudi. Kendati demikian, ia mengaku tidak ada kerusakan berarti di rumah maupun di lingkungan sekitarnya.
Menurut Rudi, kondisi di Lombok secara umum tak begitu terdampak oleh gempa tadi. Hal ini terpantau dari jaringan komunikasi relawan yang ia ikuti.
"Saya termasuk salah satu relawan. Biasanya jika ada yang gawat, maka kami diberi info antar relawan," ujar Rudi.
Kondisi Lombok yang relatif tak terdampak gempa tadi juga dibenarkan pihak RSUD Mataram. Mereka mengatakan belum ada korban luka akibat gempa tadi pagi.
"Sementara ini belum ada," kata Kepala Humas RSUD Mataram Wahyudi Gribaldi singkat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan berdasarkan data BMKG, dampak gempa bumi dirasakan dengan skala intensitas VI MMI di Lombok Utara, Lombok Barat dan Mataram V MMI, Lombok Tengah dan Lombok Timur IV MMI.
Getaran gempa pun dirasakan di Bali yakni di Denpasar III-IV MMI; skala III MMI di Jimbaran, Tabanan, dan Nusa Dua. kemudian skala II-III MMI di Karangasem, Singaraja, dan Kuta. Sementara itu di Sumbwa getaran dirasakan dengan skala III MMI.
"Di Kabupaten Lombok, gempa terasa kuat sekitar 4-5 detik. Masyarakat panik dan keluar dari kantor atau bangunan. Di Denpasar gempa dirasakan sedang. Sebagian masyarakat keluar dari rumah dan bangunan," demikian keterangan Sutopo atas dampak gempa Lombok yang terjadi tadi pagi.
(fhr/kid)