Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR
Fahri Hamzah menyindir masyarakat dan pihak-pihak yang merespons negatif pidato calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia bisa punah jika dirinya tak terpilih sebagai presiden.
Menurut Fahri, masyarakat yang nyinyir terhadap pernyataan Prabowo itu adalah mereka yang tak bisa berpikir. Sebab kata Fahri, pernyataan Prabowo itu ada kaitannya dengan ketimpangan ekonomi.
Hal itu disampaikan politikus PKS itu lewat akun twitternya, @FahriHamzah, Selasa (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"
Di masyarakat awam, belum terlalu dipahami bahwa antara ketimpangan ekonomi dan Negara Punah ada hubungannya. Itulah sebabnya pidato @prabowo bukan membawa kajian yang serius malah dicibir. Termasuk dari yang rada bisa mikir. Kecuali kalau semua sdh #GakMikir. #NegaraBisaPunah," ujar Fahri.
Fahri menilai tema pidato Prabowo ini akan menjadi hal yang seru untuk dijadikan perdebatan. Bahkan politikus PKS ini juga menginginkan tema pidato Prabowo tersebut menjadi salah satu topik dalam debat capres-cawapres.
"
Ingin memancing perdebatan ilmiah tentang tema pidato capres @prabowo soal #NegaraBisaPunah tapi siapa Yg bisa menanggapinya secara ilmiah ya.?? Karena tema ini seharusnya judul besar dalam debat #Capres2019 ini. #Pilpres2019 akan seru kalau ini jadi perdebatan," kata Fahri.
Sebelumnya Prabowo dalam pidato di acara Konferensi Nasional Partai Gerinda yang digelar di Sentul, Senin (17/12) menyatakan dirinya harus keluar sebagai pemenang dalam Pilpres 2019. Jika tidak, maka negara Indonesia bisa punah.
"Kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah negara ini bisa punah," kata Prabowo.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menanggapi pidato calon presiden nomor urut 02 dengan menegaskan bahwa pendapat tersebut sangat keliru.
"Saya kira Indonesia tidak akan punah. Memang anu, apa namanya, hewan purba? Saya kira Indonesia ke depan makin kuat," kata Ma'ruf saat ditemui di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta.
(fir/osc)