Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
PDIP) mengklaim akan terus memperjuangkan hak suku
Baduy. Hal itu disampaikan saat rombongan safari kebangsaan PDIP bertemu dengan sejumlah tokoh Baduy di Desa Kenakes, Leuwidamar, Lebak, Banten, Kamis (20/12).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim perjuangan itu dibuktikan lewat pengakuan Jokowi atas hak ulayat usai dilantik menjadi presiden.
"Sejak dulu kami perjuangkan. Maka ketika Pak Jokowi menjadi presiden, pengakuan atas hak ulayat diberikan Bapak Presiden untuk pertama kalinya," ujar Hasto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto mengatakan perjuangan PDIP tak hanya sampai pada pengakuan atas hak ulayat. Ia berkata PDIP akan mengusahakan sekitar 5.000 meter persegi lahan di dekat Desa Kenakes agar dapat digunakan suku Baduy untuk bercocok tanam.
Lebih lanjut, Hasto menyampaikan PDIP kagum dengan Baduy karena sangat mencintai lingkungan. Ia berkata suku ini selalu mengingatkan semua pihak yang datang ke wilayahnya untuk menjaga alam.
Di hadapan sejumlah tokoh Baduy, Hasto juga bercerita soal pengalamannya bertemu Puun atau Ketua Adat Suku Badui Dalam. Pertemuan itu atas perintah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang sudah lebih awal bertemu Puun.
Hasto berpesan agar dapat mencintai lingkungan. Sebab, ia menilai alam yang menghidupi manusia.
"Ketika bertemu dengan beliau, sosok yang bijakasana, lembut menyampaikan kesan dan pesan untuk Indonesia. Agar Indonesia tenteram, rukun, merawat lingkungan," ujarnya.
Tak hanya itu, Hasto bercerita soal suku Baduy menyebut Megawati sebagai 'Ibu Gede'. Sebutan itu, kata dia, keluar secara spontan saat utusan Puun hendak bertemu Megawati.
"Kalau ada utusan Puun ketemu Ibu Mega, mereka menyebut Ibu Gede, Ibu Presiden. Tadi kan secara spontan memang begitu, Ibu Gede, Ibu Presiden datang," ujar Hasto.
Terpisah, Ketua DPP PDIP Bidang Organisasi Djarot Saiful Hidayat menilai pemerintahan Joko Widodo terinspirasi oleh perjuangan tokoh Eduard Douwes Dekker atau Multatuli. Ia menilai Jokowi tengah berjuang untuk melawan kemiskinan dan kebodohan.
"Saya yakin Pak Jokowi juga diinspirasi oleh Multatuli," ujar Djarot di Museum Multatuli, Banten.
Dalam kesempatan itu, Djarot menyampaikan semua pihak harus meneladani kepemimpinan Multatuli. Pemimpin, kata dia, harus merangkul dan peduli dengan rakyat miskin.
"Pemimpin harus merangkul bukan memukul. Harus berkata baik, jangan menggebrak meja. Harus timbulkan keteduhan dan optimisme bukan ketakutan dan represif," ujarnya.
(jps/pmg)