Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla berharap kader
Partai Golkar tetap konsisten untuk memilih calon presiden dan wakil presiden omor Urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada
Pilpres 2019. Hal ini menanggapi beberapa survei yang menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf stagnan beberapa bulan terakhir.
Menurutnya, setiap kader Golkar harus memilih pilihan presiden yang disepakati secara konsensus partai. Jangan sampai, kader Golkar "mendua" dengan memilih calon presiden selain Jokowi.
Adapun menurut dia, permintaan ini telah ia sampaikan di dalam pertemuan Silaturahim Akhir Tahun Golkar dua hari silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap pemilih Golkar harus memilih pilihan yang setelah disepakati secara bersama. Jangan mendua," tegas JK di kediamannya Jalan Haji Bau, Sabtu, (22/12).
Terlepas dari sikap kader Partai Golkar, ia menyebut Jokowi adalah pilihan calon presiden yang terbilang siap memimpin Indonesia dalam lima tahun berikutnya. Menurutnya, Jokowi sudah menguasai isu-isu yang terjadi di Indonesia sehingga ia tak perlu lagi menyesuaikan diri lagi dengan posisi sebagai presiden.
"Dan kami lihat momen empat tahun keberhasilan cukup baik. Belajar dari situ, pasti Jokowi bisa lebih baik lagi," ungkap dia.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang stagnan diketahui berdasarkan hasil survei internal tim kampanye internal Jokowi-Ma'ruf, Bravo 5.
Elektabilitas yang stagnan itu merujuk pada fakta bahwa di sejumlah daerah, Jokowi-Ma'ruf masih kalah dari Prabowo-Sandiaga terutama di daerah Banten.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam beberapa bulan terakhir juga menunjukkan hal serupa.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tak bergerak signifikan dalam skala nasional, terhitung sejak Agustus, September, Oktober, dan November. Pada bulan-bulan itu elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berkisar pada angka 52 hingga 53 persen. Namun survei LSI juga menunjukkan tren serupa pada pasangan Prabowo-Sandi.
(glh/pmg)