Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung mengalami erupsi pada Sabtu (22/12) pukul 17.22 WIB. Erupsi ini terjadi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak atau sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut.Dikutip dari Antara, menurut BMKG, meneruskan informasi dari Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, menunjukkan kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur.Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi sekitar 5 menit 21 detik.
Terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau. Bahkan kaca dan pintu pos sampai bergetar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.
Belum diketahui pasti erupsi ini yang membuat naiknya gelombang air laut yang menerpa Pantai Anyer, Banten, dan Lampung, sekitar pukul 21.30 WIB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, gelombang air laut itu hanya air pasang biasa, bukan Tsunami yang disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau. Gelombang ini naik karena fenomena alam bulan purnama.
(antara/osc)