Polisi Duga Perusakan Makam di Magelang Terkait Vandalisme

CNN Indonesia
Jumat, 04 Jan 2019 07:45 WIB
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono meminta anak buahnya untuk tak meremehkan kasus perusakan belasan makam di TPU Giriloyo, Magelang.
Kapolda Jateng Irjen Polisi Condro Kirono. (CNN Indonesia/Damar Sinuko).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono menduga perusakan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo, Magelang merupakan aksi vandalisme. Dia pun meminta semua pihak bersabar karena polisi tengah memburu pelaku vandalisme yang merusak belasan makam tersebut.

"Dugaan sementara adalah pelaku vandalisme. Mohon waktu keterangan lengkap akan kami sampaikan," kata Condro lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/1).

Condro pun meminta jajarannya di Polda Jateng untuk serius dan tak meremehkan kasus ini. Saat ini penyelidikan tengah berjalan, polisi juga sudah memanggil beberapa pihak untuk diminta keterangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dirusak tidak hanya makam Nasrani. Saat ini pihak penyidik masih memanggil beberapa pihak terkait untuk dimintakan keterangannya," ucapnya.


Sementara itu Direktur Eksekutif Lembaga Studi Sosial dan Agama (Elsa) Tedi Kholiludin menduga perusakan makam di TPU Giriloyo bukan bentuk aksi kriminal murni atau biasa. Pasalnya, yang dirusak lebih banyak makam Nasrani, yakni simbol Salib pada makam.

"Kalau dikatakan polisi itu dugaan tindakan kriminal murni, mungkin terlampau menyederhanakan masalah. Karena dilihat pola perusakannya, tampak sekali ada simbol-simbol agama yang disasar," ujar Tedi.

Menurut Tedi, perusakan makam di Magelang lebih memiliki 'pesan' terselubung, dan bukan tidak mungkin ada pesan yang lebih besar terhadap pemerintah dan aparat kepolisian.

"Perusakan itu seperti sedang berkirim 'pesan'. Makanya simbol-simbol itu yang disasar. Saya mungkin salah menganalisis, tapi jika mencermati polanya, perlu telaah mendalam atas dugaan motif agama atas peristiwa ini," ujarnya.

"Saya tidak tahu, apakah ini ada kaitannya dengan pilpres atau tidak. Tapi rasa-rasanya, masalahnya kok tidak sesimpel sebuah aksi kriminal", tambah Tedi.


Menurutnya, jelang pilpres saat ini bukan tidak mungkin ada pihak atau kelompok yang ingin memperkeruh suasana politik dengan berbagai cara, tak terkecuali menebar rasa takut atau teror lewat perusakan makam.

Tedi pun melihat tiga kemungkinan terkait kasus ini. Pertama, upaya delegitimasi terhadap pemerintah beserta aparat-aparatnya. Kedua, menggoyang formasi kerukunan umat beragama yang sudah terjaga. Ketiga, upaya untuk menunjukkan kepada publik bahwa mereka yang merupakan pelaku itu ada.

"Jadi polisi jangan sembrono dan harus hati-hati", jelas Tedi.

Pada Selasa (1/1) lalu, polisi menerima laporan kasus perusakan makam di TPU Giriloyo, Magelang. Polisi memperkirakan perusakan itu dilakukan pada malam hari 26 Desember 2018.

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), sedikitnya terdapat 12 makam yang dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab. Di antaranya 11 makam Nasrani dan satu makam Muslim. (dmr/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER