Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil presiden nomor urut 02
Sandiaga Salahudin Uno mengklaim selalu meminta kepada masyarakat, terutama pendukungnya, agar berpikir positif terhadap
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pilpres 2019. Namun, ia mengaku tetap mengantisipasi kemungkinan kecurangan.
"Saya selalu sampaikan kepada mereka [agar] tenang. Pasti KPU akan bersikap sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya. Mereka juga pilihan dari wakil-wakil rakyat," ujar Sandi di kawasan Bulungan, Jakarta, Selasa (8/1).
Sandi menceritakan pengalamannya saat berjumpa dengan masyarakat. Dia mengaku kerap diminta antisipasi agar tidak dicurangi. Pada intinya, kata Sandi, pendukungnya cemas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Sandi mengaku selalu berusaha berpikir positif. Dia juga ingin menularkan hal itu kepada para pendukungnya. Dengan begitu, menurut dia, suasana pun tidak akan menjadi panas dan tidak ada kecurigaan.
Sandi mengklaim senantiasa menanamkan pandangan kepada masyarakat bahwa KPU menjalankan tugas dengan jujur. Karenanya, tidak ada yang perlu dirisaukan.
"Jadi saya husnuzan saja. Saya berpikir positif karena aura berpikir optimis itu harus lahir dari pikiran-pikiran positif," kata Sandi.
Meski begitu, Sandi mengaku tak mengabaikan apa yang dirisaukan para pendukungnya. Dia mengatakan tetap mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi, termasuk kecurangan.
Sandi menganggap apa yang dirisaukan pendukungnya juga bakal menjadi pengingat. Tentunya, dalam rangka mengawasi agar KPU serta penyelenggara pemilu lainnya menjalankan tugas secara jujur dan adil.
"Ini merupakan salah satu
remainder buat kita," kata Sandi.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan ada upaya sistemik memobilisasi masyarakat untuk memunculkan ketidakpercayaan pada pemerintah dan KPU. Misalnya, lewat isu tujuh kontainer surat suara tercoblos.
"Ya memang ada upaya sistematis untuk memobilisasi yang ujung-ujungnya adalah memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah atau penyelenggara pemilu, ini sudah jelas," kata Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/1).
(bmw/arh)