
ICW Soroti Kasus Teror Serupa yang Tak Pernah Terungkap
CNN Indonesia | Rabu, 09/01/2019 20:03 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai teror terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan berhenti selama kasus sejenis terhadap lembaga itu tidak terungkap. Pernyataan Donal menanggapi teror bom di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif pada Rabu (9/1).
Donal mengungkapkan serentetan teror pernah dialami oleh lembaga antirasuah itu. Pada 2008, ujar dia, gedung KPK pernah menerima ancaman peletakan bom, setahun setelahnya KPK juga menerima telepon dengan ancaman yang sama. Paling baru, pada April 2017, Penyidik KPK Novel Baswedan juga mengalami teror berupa penyiraman air keras di depan rumahnya.
"Ini akan terus menjadi teror kalau pelaku teror itu tidak pernah terungkap secara hukum," ujar Donal di kantor ICW, Jakarta, Rabu (9/1).
Menurut dia, dari sisi eksternal dalam hal ini kepolisian, dan internal KPK harus melakukan segala upaya untuk mengungkap dalang dari teror ini. KPK, ucap dia, harus melakukan penilaian (assessment) internal guna mencari tahu potensi penyebab terjadinya teror penyerangan di rumah dua pimpinannya.
"Eksternal polisi bekerja tapi internal penting lakukan assesment di mana pemicu teror apakah terkait perkara tertentu atau tidak," ujar dia.
Lebih lanjut, menurut dia, banyak spekulasi yang berkembang terkait teror ini. Kaitannya bisa panjang, mulai dari kasus-kasus yang tengah berjalan, kasus-kasus yang masih dalam tahapan penyelidikan, hingga dikaitkan dengan debat calon presiden dan wakil presiden 2019 pada Kamis (17/1) mendatang.
"Bisa diarahkan ke spekulasi politik bisa ke spekulasi penegakan hukum yang dilakukan oleh KPK untuk menghindari banyak spekulasi dan giringan politik butuh kerja cepat dari penegak hukum untuk bongkar kasus ini khususnya kepolisian sehingga menghindari spekulasi politik keamanan dalam negeri sampai penegakan hukum di kasus ini," ujar dia.
Selain itu, menurut dia teror ini merupakan bukti bahwa KPK sedang bekerja. Ia mengatakan kasus-kasus semacam ini tidak boleh menyurutkan KPK untuk tetap memberantas korupsi di negeri ini.
"Teror ini bukti KPK bekerja, kalau enggak bekerja enggak akan ada teror untuk apa orang meneror, teror kan dalam kondisi ada yang terancam terganggu terusik," ucapnya.
Sebelumnya, rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarief di Kalibata, Jakarta dilempar bom molotov pada Rabu dini hari. Tak berapa lama rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat juga dilempar bom molotov.
Polisi menyatakan dari pantauan kamera pengawas di rumah Laode, ditemukan orang yang mencurigakan di depan rumah sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. (sah/ain)
Donal mengungkapkan serentetan teror pernah dialami oleh lembaga antirasuah itu. Pada 2008, ujar dia, gedung KPK pernah menerima ancaman peletakan bom, setahun setelahnya KPK juga menerima telepon dengan ancaman yang sama. Paling baru, pada April 2017, Penyidik KPK Novel Baswedan juga mengalami teror berupa penyiraman air keras di depan rumahnya.
"Ini akan terus menjadi teror kalau pelaku teror itu tidak pernah terungkap secara hukum," ujar Donal di kantor ICW, Jakarta, Rabu (9/1).
Menurut dia, dari sisi eksternal dalam hal ini kepolisian, dan internal KPK harus melakukan segala upaya untuk mengungkap dalang dari teror ini. KPK, ucap dia, harus melakukan penilaian (assessment) internal guna mencari tahu potensi penyebab terjadinya teror penyerangan di rumah dua pimpinannya.
![]() |
"Eksternal polisi bekerja tapi internal penting lakukan assesment di mana pemicu teror apakah terkait perkara tertentu atau tidak," ujar dia.
Lebih lanjut, menurut dia, banyak spekulasi yang berkembang terkait teror ini. Kaitannya bisa panjang, mulai dari kasus-kasus yang tengah berjalan, kasus-kasus yang masih dalam tahapan penyelidikan, hingga dikaitkan dengan debat calon presiden dan wakil presiden 2019 pada Kamis (17/1) mendatang.
"Bisa diarahkan ke spekulasi politik bisa ke spekulasi penegakan hukum yang dilakukan oleh KPK untuk menghindari banyak spekulasi dan giringan politik butuh kerja cepat dari penegak hukum untuk bongkar kasus ini khususnya kepolisian sehingga menghindari spekulasi politik keamanan dalam negeri sampai penegakan hukum di kasus ini," ujar dia.
![]() |
Selain itu, menurut dia teror ini merupakan bukti bahwa KPK sedang bekerja. Ia mengatakan kasus-kasus semacam ini tidak boleh menyurutkan KPK untuk tetap memberantas korupsi di negeri ini.
"Teror ini bukti KPK bekerja, kalau enggak bekerja enggak akan ada teror untuk apa orang meneror, teror kan dalam kondisi ada yang terancam terganggu terusik," ucapnya.
Sebelumnya, rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarief di Kalibata, Jakarta dilempar bom molotov pada Rabu dini hari. Tak berapa lama rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat juga dilempar bom molotov.
Polisi menyatakan dari pantauan kamera pengawas di rumah Laode, ditemukan orang yang mencurigakan di depan rumah sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. (sah/ain)
FOKUS
Teror untuk Pimpinan KPK |
ARTIKEL TERKAIT

Wadah Pegawai KPK: Teror Tak Akan Menciutkan Nyali Kami
Nasional 10 bulan yang lalu
Polisi Bakal Periksa Laode dan Agus Rahardjo soal Teror Bom
Nasional 10 bulan yang lalu
Bambang Widjojanto: Insan KPK Jangan Terpenjara Ketakutan
Nasional 10 bulan yang lalu
Pelempar Molotov Terekam CCTV Rumah Wakil Ketua KPK
Nasional 10 bulan yang lalu
VIDEO: Polri dan Densus 88 Selidiki Teror Bom Petinggi KPK
Nasional 10 bulan yang lalu
Suasana Sekitar Rumah Ketua KPK Sunyi Usai Dikirim Bom Palsu
Nasional 11 bulan yang lalu
BACA JUGA

Jawab KPK, ESDM Merasa Sudah Awasi Izin Tambang dengan Baik
Ekonomi • 28 November 2019 11:05
BUMN Sebut Belum Terima Surat OC Kaligis soal Chandra Hamzah
Ekonomi • 22 November 2019 18:23
OC Kaligis Surati Menteri Erick Thohir Soal Chandra Hamzah
Ekonomi • 22 November 2019 14:05
Erick Thohir Minta Bos Jasa Marga Desi Arryani Datang ke KPK
Ekonomi • 19 November 2019 14:16
TERPOPULER

Jokowi: Koruptor Dihukum Mati Kalau Masyarakat Berkehendak
Nasional • 3 jam yang lalu
Thohir Sentil Dirut Tukang Titip dalam Drama Antikorupsi
Nasional 1 jam yang lalu
PA 212 Sebut Khilafah & Jihad Ajaran Islam, Tak Boleh Dihapus
Nasional 1 jam yang lalu