Jarak Tempuh Skybridge Tanah Abang Tak Diminati Warga

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jan 2019 07:20 WIB
Warga cenderung memilih menggunakan tangga dekat Halte Jak Lingko untuk memangkas jarak tempuh Skybridge Tanah Abang yang dianggap terlalu jauh.
Suasana di Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, 14 Januari 2019. (CNN Indonesia/Dini Nur Asih)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan penumpang berhamburan keluar dari kereta rel listrik (KRL) yang berhenti di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (14/1).

Mereka bergegas menuju peron lain untuk kembali melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi keluar dari Stasiun Tanah Abang. Sebagian dari mereka pun tampak acuh dengan jembatan penghubung baru yang dibangun Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, Skybridge Tanah Abang.


Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di Stasiun Tanah Abang sekitar pukul 09.30-12.00 WIB, suasana di Skybridge Tanah Abang tak tampak kepadatan penumpang yang berarti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu calon penumpang KRL yang hendak pulang sehabis berbelanja di pasar Tanah Abang, Yuli mengaku sengaja tak menuju stasiun lewat Skybridge. Dia lebih memilih untuk naik ke Stasiun Tanah Abang melalui tangga di dekat Halte Jak Lingko.

"Saya lebih milih naik dari Halte Jak Lingko, karena jembatannya terlalu panjang apalagi saya kan bawa barang belanjaan," tutur Yuli menjelaskan alasannya.

Serupa Yuli, Mameh pun memilih memasuki stasiun tersebut lewat tangga dekat Halte Jak Lingko. "Saya sering belanja banyak di pasar Tanah Abang, pasti sewa porter. Kasihan kalau porternya saya minta naik JPM," ujar Mameh.


Sementara itu, salah satu pengguna Skybridge yang ditemui, Romi mengatakan dirinya semula ingin keluar dari stasiun itu lewat tangga yang menuju halte Jak Lingko.

"Mau ke Jalan Jati Baru, tadi coba turun lewat Halte Jak Lingko lalu saya tanya ke security lebih baik turun dari Skybridge," ujar pria berusia 26 tersebut.

Setelah keluar dari Stasiun Tanah Abang melalui JPM, ia mengatakan jarak yang ditempuh memang cukup jauh.

Namun, menurutnya bagi penumpang yang hendak bekerja mungkin akan memakan waktu jika menggunakan JPM. Pasalnya jarak yang cukup jauh dan terhambat dengan pembeli yang memadati kios-kios yang memang ditempatkan di sepanjang jalan skybridge.

Jarak Buat Warga Pilih Tak Lewat Skybridge Tanah AbangPejalan kaki melintasi Skybridge atau Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang di Jakarta, 7 Desember 2018. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Skybridge Tanah Abang resmi diuji coba pada 7 Desember 2018 lalu. Jembatan ini menghubungkan Stasiun Tanah Abang, Halte Jak Lingko, Jalan Jati Baru, Halte Transjakarta, Blok F dan Blok G Tanah Abang.

Terdapat 446 kios yang ditempati para pedagang Tanah Abang di sepanjang jalan Skybridge, kios-kios itu dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan pedagang yang berada di bawah Skybridge. Selain itu, 149 pedagang menempati Blok F Tanah Abang.

PD Pembangunan Sarana Jaya pun menyiapkan empat Smart Toilet. Namun, pedagang dan pengguna KRL harus dikenakan biaya sebesar Rp2.000.

Smart Toilet berbayar bukan tanpa alasan. Menurut Pengelola Skybridge dan Pedagang PD Pembangunan Sarana Jaya Donni Simanihuruk, biaya tersebut untuk perawatan sejumlah fitur Smart Toilet.

Salah satu fitur yang menjadikan empat toilet tersebut Smart Toilet adalah air atau limbah yang bisa langsung diproses menjadi air bersih atau ramah lingkungan.

(din/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER