Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur
Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah membantah acungan satu jari saat peresmian relawan Galang Kemajuan Ladies Sulsel merupakan bentuk dukungan pada calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01
Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Nurdin menyebut acungan satu jari itu berbeda dengan dukungan pada Jokowi-Ma'ruf karena jari yang ia acungkan adalah ibu jari. Sementara dukungan pada paslon nomor urut 01 itu selama ini identik dengan mengacungkan jari telunjuk.
"Itu bukan dukungan. Kita diundang kok dan itu kan acara hari Sabtu, sampai hari ini enggak ada masalah," ujar Nurdin saat ditemui di kantor wakil presiden Jakarta, Senin (14/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurdin juga mengklaim telah melapor ke Bawaslu setempat sebelum pelaksanaan acara tersebut. Menurutnya, Bawaslu telah memberikan izin selama kegiatan itu dilakukan di hari libur dan tidak menggunakan fasilitas negara.
"Saya sudah lapor ke Bawaslu kalau mau hadir dan katanya silakan saja," katanya.
Mantan Bupati Bantaeng ini sebelumnya dilaporkan relawan Prabowo-Sandiaga Uno ke Bawaslu Kota Makassar lantaran mengacungkan satu jari yang identik sebagai dukungan pada Jokowi-Ma'ruf.
Nurdin juga disebut kerap menghadiri sejumlah acara deklarasi dukungan paslon nomor urut 01 itu. Ia juga pernah menghadiri peresmian posko pemenangan Jokowi-Ma'ruf dan bertemu relawan se-kota Makassar beberapa waktu lalu.
Nurdin sendiri merupakan gubernur terpilih pada pilkada 2018 bersama Sudirman Sulaiman sebagai wakilnya. Ia merupakan Bupati Bantaeng dua periode sejak 2008-2018. Dalam pilgub Sulsel, Nurdin dan Sudirman diusung PDIP, PAN, dan PKS.
Selain Nurdin, sejumlah kepala daerah juga pernah dilaporkan ke Bawaslu terkait acungan jari. Di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengacungkan dua jari dalam acara konferensi nasional Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat. Namun Bawaslu Kota Bogor menyatakan Anies tak bersalah.
Belakangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga dilaporkan karena mengacungkan satu jari saat menghadiri harlah PKB.
(ugo/psp)