Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin,
Arsul Sani, mengatakan jajarannya tidak pernah membahas ataupun berinisiatif mengajak mantan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bergabung.
"Sampai sekarang TKN tidak pernah bicarakan soal Pak Ahok. Kalau TKN enggak ada rencana atau inisiatif minta dan mengajak Pak Ahok," kata Arsul Sani di kawasan SCBD, Rabu (23/1).
Hal ini disampaikan menyikapi kemungkinan bergabungnya Ahok dalam TKN setelah keluar dari penjara besok. Ahok sebelumnya menyatakan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsul mengapresiasi dukungan yang diberikan mantan pasangan Jokowi dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 ini. Menurutnya, hal itu merupakan hak setiap warga negara Indonesia mendukung paslon mana pun dalam kontestasi politik.
Namun, ia menyatakan mendapat informasi dari teman dekat Ahok bahwa mantan Bupati Belitung Timur itu bakal memilih istirahat terlebih dahulu setelah bebas dari jeruji besi.
"Sepanjang yang saya ikuti dari teman yang dekat dengan Ahok tentu dia setelah keluar dari penjara akan istirahat dulu melanjutkan kontemplasinya," tutur Arsul, yang juga menjabat Sekretaris Jenderal PPP ini.
Meski begitu, kata Arsul, hal berbeda terjadi apabila Ahok nantinya memang mengajukan diri bergabung dalam TKN. Dia menilai hal itu bakal dibahas lebih lanjut terlebih dahulu bersama tim. Ia membantah hal itu dilakukan atas kekhawatiran bakal tergerusnya elektabilitas Jokowi.
"Jadi begini, tentu siapa saja yang ingin menyampaikan dukungan kan ya kita enggak bisa melarang yang bersangkutan mendukung. Persoalannya kemudian peran apa yang pas untuk dimainkan," ucapnya.
Ia menegaskan TKN pada dasarnya memang tak berperan aktif dalam merekrut anggota. Biasanya, kata Arsul, relawan atau elemen masyarakat terlebih dahulu yang mengajukan kepada TKN.
"Ketika Kang Dedi Mizwar lebih banyak relawan mengajak dan bertemu TKN bukan TKN yang aktif menjemput. Termasuk TGB (Tuan Guru Bajang). Pasti ada relawan atau elemen pendukung di masyarakat yang mempertemukan TGB dengan Jokowi dan TKN," Arsul menjelaskan.
(chri/arh)