Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok sudah punya segudang rencana setelah menghirup udara bebas. Mantan terpidana
penodaan agama itu bahkan sudah merangkai rencana liburan ke luar negeri untuk waktu tak sebentar.
Bahkan jika tak ada perubahan, maka Ahok pun bakal mencoblos dalam pemilu serentak 17 April nanti dari luar negeri.
"Di luar negeri mungkin (mencoblos). Enggak tahu di Jepang atau di mana lihat nantilah," kata Ahok di Kawasan Meruya, Jakarta Barat, Rabu (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok memang sudah berencana untuk berlibur. Namun Ahok belum mengungkap jelas ke mana negara yang akan menjadi tempat liburan Ahok.
"Saya kan ditahan 20 setengah bulan. Saya kira saya manusia biasa pengin juga jalan-jalan, dua setengah bulan jalan jalan ke luar negeri lah," katanya.
Ahok juga bercerita sudah memiliki surat izin mengemudi (SIM) standar luar negeri. Ia mengatakan ingin mencoba menyetir saat berada di luar negeri. Ia juga mengaku sudah mendapat sejumlah tawaran menjadi pembicara di luar negeri pada bulan Oktober.
Langkah politik Ahok memang belum dapat ada yang menerka selepas dari masa penahanan. Sempat santer dikaitkan dengan PDI Perjuangan, namun rumor itu menguap. Wacana Ahok yang dikaitkan dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin juga tak sepenuhnya dalam nada positif.
Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romarhumuziy meyakini label penista agama masih jadi senjata yang bisa digoreng siapapun untuk menyerang di masa kampanye Pilpres 2019. Atas dasar itu dia menyarankan agar (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin tidak melibatkan Ahok dalam upaya pemenangan Pilpres.
Romahurmuzy. (CNN Indonesia/Damar) |
"Tentu saya sebagai Dewan Penasihat TKN menyampaikan gagasan pikiran itu setelah menyerap aspirasi-aspirasi di kalangan kita sendiri tentunya dan saya teruskan pada presiden agar presiden bisa meneruskan pada sejumlah pendukung," kata Romi saat jadi narasumber program 'Layar Pemilu Tepercaya' di CNN Indonesia TV beberapa waktu lalu.
Hal itu juga dikuatkan oleh Juru Kampanye Nasional TKN, Eva Kusuma Sundari. TKN disebut belum berencana merekrut Ahok sebagai tim sukses.
"Enggak ada rencana [ajak Ahok sebagai Timses], kecuali dia yang mau. Kalau kita enggak ada rencana strategis untuk ajak Ahok," kata Eva saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat (25/1).
Sementara itu dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, sikap politik juga muncul serupa. Wakil Ketua BPN, Mardani Ali Sera menyebut belum ada niatan timnya untuk merekrut Ahok di tim pemenangan. "Belum ada (niat mengajak)," kata Mardani di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (25/1).
Menurut dia, tanpa Ahok sejauh ini tim sukses calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 ini sudah berjalan cukup bagus dan akan tetap berjalan seperti itu.
 Mardani Ali Sera. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Diketahui, sebelum Ahok resmi bebas, kasus penistaan agama menjerat dirinya akibat ucapannya saat melakukan kerja sebagai Gubernur DKI di Pulau Pramuka. Kala itu, Ahok berada di sana untuk menghadiri budidaya kerapu di Kepulauan Seribu.
Dalam sambutannya kala itu di pulau Pramuka, Ahok mencoba meyakinkan program budidaya itu tetap berjalan meskipun nantinya dia yang turut bersaing dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 kalah. Di situlah, Ahok menyinggung surat Al-Maidah ayat 51.
Polisi lalu menetapkan Ahok sebagai tersangka pada 16 November 2017. Ahok pun mengikuti semua proses pemeriksaan di polisi hingga persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Hasilnya, majelis hakim PN Jakut memvonisnya bersalah pada 9 Mei 2018. Ahok dianggap melanggar Pasal 156a KUHP tentang penodaan agama.
Ahok bebas setelah menjalani masa hukuman 1 tahun 8 bulan dari total 2 tahun vonis.
(ctr/ain)