Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa lebih banyak pendukung
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menonton debat capres perdana secara utuh daripada pendukung
Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan hal itu dikarenakan pendukung Prabowo-Sandi lebih dominan berada di perkotaan. Beda dengan pemilih Jokowi-Ma'ruf yang notabene berada di pedesaan.
"Sebenarnya selisihnya enggak signifikan dan kita enggak bertanya mengapa mereka tidak menonton secara utuh. Tapi, pendukung Prabowo itu lebih banyak di perkotaan, Jokowi pendukungnya lebih banyak di pedesaan. Itu faktornya," ucap Adjie di kantor LSI Denny JA, Jakarta , Rabu (30/1).
Jika merujuk dari hasil survei, pendukung Jokowi-Ma'ruf yang menonton debat capres perdana secara utuh sebesar 28 persen. Kemudian pendukung Paslon 01 yang menonton sebagian 71,7 persen responden.
Pendukung Prabowo-Sandi cenderung agak lebih antusias. Mereka yang menonton secara utuh sebanyak 32,2 persen. Lalu yang menyaksikan hanya sebagian sebanyak 67 persen responden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara proporsional, pemilih Prabowo-Sandi lebih banyak yang menonton debat secara utuh," kata Adjie.
Adjie mengatakan survei pihaknya dilakukan terhadap 1.200 responden. Dari jumlah tersebut, 50,6 persen di antaranya menonton debat capres perdana. Hanya beda tipis dibanding responden yang tidak menonton debat, yakni 46,7 persen. Artinya, tidak sedikit yang tidak tertarik menonton debat capres.
LSI lalu kembali membedah anatomi dari 50,6 persen responden yang menonton debat. Mereka umumnya hanya menonton sebagian atau tidak utuh.
Dari jumlah tersebut, hanya 29,6 persen menonton debat secara utuh. Lalu sebanyak 69,9 persen hanya menonton sebagian saja.
Mereka yang latar pendidikannya kuliah lebih banyak menonton debat secara utuh. Ada sekitar 39,6 persen. Lalu mereka yang tamatan tamatan 30,9 persen, SMP 29,2 persen, dan SD 23,3 persen.
Kaum lelaki lebih banyak yang menonton secara utuh dibanding perempuan. Perbandingannya 38 persen : 19,4 persen.
"Karena kecenderungan di Indonesia, laki-laki lebih antusias terhadap politik daripada perempuan," kata Adjie.
Survei LSI Denny JA tersebut dilaksanakan usai debat capres perdana dihelat, yakni 18 hingga 25 Januari lalu. Responden yang terlibat sebanyak 1.200 orang dari seluruh provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah
multistage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei tersebut mengandung
margin of error sekitar 2,8 persen.
"Kami juga melengkapinya dengan
forum group discussion, analisis media, dan
indepth interview," kata Adjie.
(dea/bmw/dea)