Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Kesehatan
DKI Jakarta mencatat kasus Demam Berdarah Dengeu (
DBD) yang menjangkit di wilayah ibu kota naik dalam beberapa hari sepanjang Januari 2019. Dari data Dinkes DKI Jakarta per 31 Januari, tercatat jumlah DBD mencapai 813 kasus, sedangkan per 28 Januari jumlah DBD sebanyak 662 kasus.
"Bulan Januari 2019 ada 813 kasus," kata Kepala Dinkes DKI Widyastuti saat dikonfirmasi, Jumat (1/2).
Menurut Widyastuti ada lima kecamatan di Jakarta dengan kasus DBD tertinggi. Rinciannya, yakni Kalideres sebanyak 104 kasus, Cengkareng 60 kasus, Jagakarsa 51 kasus, Cipayung 41 kasus, dan Kebayoran Baru 39 kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata Widyastuti, pihaknya tengah mendata tempat-tempat rawan penularan DBD. Tujuannya agar langkah penanganan yang dilakukan bisa maksimal. Namun dia tidak menjelaskan rinci penanganan DBD dimaksud.
Di sisi lain, Widyastuti menyebut pelaksanaan
fogging atau pengasapan yang selama ini dilakukan dirasa kurang efektif. Pasalnya,
fogging kerap kali dilakukan di wilayah yang sebenarnya tidak atau belum memiliki kasus DBD.
"Iya (enggak efektif), kita sampaikan warga
fogging itu bukan untuk pencegahan," ujarnya.
Widyastuti menjelaskan
fogging yang dilakukan di kawasan yang belum memiliki kasus DBD justru membuat nyamuk menjadi kebal sehingga tidak bisa dibasmi.
"Kayak obat kalau diminum tanpa indikasi yang kuat lama-lama nyamuk itu bandel," ucap Widyastuti.
Lebih dari itu, Widyastuti menuturkan selama ini pihaknya terus memberikan informasi kepada masyarakat terkait pencegahan DBD, khususnya untuk melakukan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
(dis/osc)