Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut tudingan calon presiden petahana Joko Widodo soal konsultan dan propaganda kampanye ala
Rusia sebagai hoaks.
Menurut dia, kampanye pihak Prabowo-Sandi digarap oleh konsultan di Bojong Koneng, Bogor, yang merupakan tempat tinggal Prabowo.
Hal ini berkaitan dengan pernyataan Jokowi yang menyinggung tim sukses tertentu yang menggunakan gaya propaganda Rusia dalam Pilpres 2019, saat berkampanye di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bohong dan hoaks kalau menyebut Prabowo-Sandi pakai konsultan asing. Kampanye kami bukan ala-ala Rusia, kampanye kami itu ala Bojong Koneng yah, konsultannya ya di Bojong Koneng sana, itu Prabowo sendiri di Hambalang kabupaten Bogor," kata dia, ditemui di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta Selatan, Senin (4/2).
"Bohong kalau sebut kami gunakan konsultan Rusia yang benar adalah kami kampanye ala Bojong Koneng, dan kalau berdasarkan saran dari Bojong Koneng, ya [kampanye] khasnya harus joget dikit gitu lho," ucap dia.
Dahnil juga menyebut pernyataan Jokowi itu berpotensi merusak hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia.
"Itu berbahaya lho, seorang presiden dengan bahasa eksplisit menyebut satu negara terlibat dalam pemenangan salah satu paslon. Saya rasa itu berbahaya buat hubungan diplomatik kita," kata Dahnil.
"Saya enggak tahu ya tuduhan Pak Jokowi itu sumber dari mana, apalagi kan hari ini juga dibantah oleh Pemerintah Rusia, itu berbahaya lho. Beliau pejabat negara, saya enggak tahu apakah beliau paham akan hal itu," katanya.
Mengenai langkah hukum, pihaknya mengaku masih memikirkan hal tersebut. Sebab, selama ini banyak kasus yang telah mereka laporkan namun nihil tindak lanjut.
"Ya sedang dipikirkan apakah efektif atau tidak, karena kan banyak ada puluhan laporan yang sudah disampaikan oleh BPN tidak satu pun yang dituntaskan, apalagi ini terkait dengan presiden," ucap Dahnil.
(tst/arh)