Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN)
Joko Widodo-Maruf Amin, Arsul Sani menilai puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' yang dibuat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02,
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurutnya, puisi Fadli Zon tersebut membuat warga Nahdlatul Ulama (NU) yang disebut Nahdliyin menjauh dari pasangan Prabowo-Sandi dan lebih menguntungkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"[Puisi] itu membuat warga NU menjadi jauh dari paslon [pasangan calon] 02," kata Arsul kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekjen PPP itu menerangkan, kerugian itu karena puisi Fadli Zon bertentangan dengan kultur dan kekhasan NU.
Menurut dia, Nahdliyin selalu menghormati kiai atau ulamanya meskipun memiliki pandangan dan sikap yang berbeda. Karenanya puisi Fadli akan berbalik dan membuat rugi Prabowo-Sandi.
"NU punya kultur dan kekhasan sendiri. Kultur NU yaitu menghormati ulama atau kiainya, meskipun berbeda dengan kiai atau ulama itu," kata dia.
"Kemudian ada suatu ekspresi, baik lisan atau tulisan, yang menciderai rasa hormat kepada ulama, maka itu akan jadi arus balik," ujar Arsul.
Lebih dari itu pihaknya tidak terlalu mempersoalkan puisi 'Doa yang Ditukar' itu. Bahkan, Arsul berharap Fadli lebih sering membuat puisi-puisi seperti itu.
"Puisi Fadli Zon, kami tidak terlalu mempersoalkan, karena justru bawa arus balik NU yang selama ini diam menghadapi kontestasi itu. Maka saya harap Fadli Zon sering bikin puisi seperti itu," ucap dia.
Fadli sebelumnya menulis puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' pada Minggu (3/2). Dalam puisinya, dia menyindir soal agama yang diobral hingga penguasa tengik.
Berikut bunyi puisi Fadli Zon:
DOA YANG DITUKARdoa sakralseenaknya kau begaldisulam tambaltak punya moralagama diobraldoa sakralkenapa kau tukardirevisi sang bandardibisiki kacung makelarskenario berantakan bubarpertunjukan dagelan vulgardoa yang ditukar bukan doa otentikproduk rezim intrikpenuh cara-cara licikkau penguasa tengikYa Allahdengarlah doa-doa kamidari hati pasrah berserahmemohon pertolonganMukuatkanlah para pejuang istiqomahdi jalan amanahPuisi itu mendapat respons dari sejumlah kalangan politikus hingga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, juga ikut mempersoalkan puisi Fadli Zon itu.
(mts/osc)