Surabaya, CNN Indonesia -- Calon wakil presiden nomor urut 02
Sandiaga Uno prihatin ketika membesuk terdakwa pencemaran nama baik lewat ujaran 'idiot',
Ahmad Dhani. Dia pun menyebut negara ini
darurat narkoba.
Komentar itu disampaikan setelah mengetahui kondisi Rutan Klas 1 Surabaya, Medaeng, Sidoarjo. Dia mengatakan rutan itu membeludak dan over kapasitas oleh narapidana kasus narkotika.
Sandi menyebut dari kapasitas 700 orang rutan itu dihuni sekitar 2.900 tahanan. Sebanyak 80 persen di antaranya adalah tahanan kasus narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini terjadi di seluruh lapas, yang sudah dibanjiri oleh para napi yang terkena kasus narkoba sebagai pengguna, dan kita sudah menjadi
narco state, negara yang darurat terhadap narkoba," kata Sandi, Sabtu (16/2).
Sandi mengatakan kondisi rutan atau lapas akan semakin buruk dan terus membeludak, sebab pengguna narkoba di Indonesia juga terus meningkat.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan rutan tersebut bagai kapal yang hendak karam. Apabila dibiarkan, maka rutan tersebut bisa mengorbankan nyawa para tahanan.
"Ibarat kapal, kapal yang hanya bisa mengisi 100 penumpang sekarang diisi lebih dari 500 penumpang. Berarti akan mengakibatkan kapal ini kecelakaan, karam," kata dia.
Sandiaga Uno mengunjungi Ahmad Dhani di Rutan Klas 1 Surabaya, Medaeng, Sidoarjo. (CNN Indonesia/Farid Miftah Rahman) |
Sandi mengatakan dirinya prihatin terhadap kondisi rutan lapas tersebut. Nantinya ia bersama calon presidennya, Prabowo Subianto, juga akan menyoroti masalah ini.
"Karena kondisi keadaan di dalam lapas sendiri sangat memprihatinkan. Itu yang juga perlu kita soroti," ujar Sandi.
Sementara itu, Kepala Rutan Klas 1 Surabaya, Medaeng, Sidoarjo Teguh Pamuji mengakui rutan yang dikelola saat ini memang dalam kondisi yang over kapasitas.
"Ya, memang isi Rutan Medaeng ini kan sudah 2.944 hari ini. Sedangkan kapasitas cuma 504. Jadi sudah penuh betul," kata Teguh.
Tak hanya itu, Teguh pun membenarkan bahwa 80 persen penghuni di Rutan Medaeng merupakan tahanan kasus narkoba.
"Iya benar, 70-80 persen, memang mereka tersangkut narkoba selebihnya kriminal pencurian, penipuan, pemerkosaan pembunuhan," ucap dia.
Teguh mengatakan solusi atas persoalan ini yaitu pihaknya telah melakukan sortir tahanan dari Rutan Medaeng ke lapas lain setiap pekan.
"Saya sudah melakukan pemindahan warga binaan ini ke sejumlah lapas rutan di jatim setiap minggu bisa 2 sampai 3 kali. Itu sudah dari dulu dilakukan," kata Teguh.
(frd/pmg)