Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Emak-emak Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (PEPES), Wulan buka suara soal video emak-emak yang jadi
viral karena diduga bermuatan
kampanye hitam di Karawang, Jawa Barat.
Seperti diketahui, video tersebut berisi seruan sejumlah ibu-ibu yang mengatakan bila
Joko Widodo terpilih kembali menjadi presiden di Pilpres 2019, maka pernikahan sejenis sah, dan suara azan akan dilarang.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, melalui Juru Bicaranya, Ferdinand Hutahaean menyebut ibu-ibu itu merupakan anggota relawan PEPES Karawang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mak Wulan, sapaannya, justru mengaku tak memastikan bahwa emak-emak yang dalam video tersebut adalah anggotanya. "Mungkin saja yang ditangkap tersebut pendukung 02, kami masih cari infonya," kata Wulan melalui pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com, Senin (25/2).
Wulan menegaskan PEPES selalu mengarahkan relawan untuk melakukan kampanye secara positif. "Kami tidak pernah mengarahkan untuk melakukan kampanye hitam," katanya.
Wulan justru mengajak pihak berwenang melakukan pendekatan edukasi. Jika mesti harus mengedepankan penegakan hukum, dia meminta adil. "Seharusnya adil, para pelaku kampanye hitam kedua di kedua belah pihak seharusnya sama-sama ditindak," kata Wulan menegaskan.
Wulan juga menyampaikan pandangannya melalui akun Twitternya @swulll. Dia mengaku sedih dengan apa yang terjadi. Wulan menyebut oknum emak-emak tersebut tidak berniat menyebarkan kabar bohong (hoaks) seperti yang dituduhkan.
"Namun bentuk ketakutan saja, hanya saja dalam penyampaiannya yang tidak sedetail ini hingga menyebabkan salah paham," ujar Wulan dalam cuitannya, tertangkap layar pada pukul 13.15 WIB. Dalam postingannya tersebut Wulan tak mengonfirmasi keterkaitan emak-emak tersebut dengan PEPES seperti yang dinyatakan kubu Prabowo-Sandi sebelumnya.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, cuitan Wulan telah dihapus dari akunnya.
Sebelumnnya, beredar video dua orang perempuan berbicara dalam bahasa Sunda saat kampanye dari pintu ke pintu. Mereka meyakinkan warga bahwa Jokowi akan melarang azan dan membolehkan pernikahan sesama jenis.
"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tieung. Awewe jeung awene meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata salah satu perempuan dalam video tersebut.
Perempuan itu mengatakan suara azan di masjid akan dilarang, tidak akan ada lagi yang memakai hijab. Perempuan sama perempuan boleh kawin, laki-laki sama laki-laki boleh kawin.
Jubir BPN, Ferdinand Hutahaean mengakui bahwa perempuan tersebut merupakan anggota relawan Partai Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi (PEPES) Karawang.
"Mereka organ relawan yang telah disertifikasi BPN. Tandatangan BPN, tapi bukan Prabowo. Bisa ketua, wakil ketua, direktur relawan," kata Ferdinand.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut dugaan kampanye hitam terhadap pihaknya di Karawang, Jawa Barat, dilakukan secara sistematis.
Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily mengklaim TKN akan menelusuri siapa aktor intelektual di balik kampanye hitam tersebut.
"Dari mana ibu-ibu ini mendapatkan informasi dengan mengkampanyekan hoaks dan fitnah keji seperti ini. Kami yakin bahwa cara-cara seperti ini ini dilakukan bukan lah berdiri sendiri, tapi sistematis," ujar dia dalam pesan singkat.
(ain/ain)