LIPI Musnahkan Buku, BPN Sindir Tekad Jokowi Tingkatkan SDM

CNN Indonesia
Selasa, 12 Mar 2019 11:10 WIB
BPN Prabowo-Sandi menyebut budaya membaca merupakan langkah konkret tingkatkan SDM. Pemerintahan Jokowi pun harus menaruh perhatian terhadap karya-karya ilmiah.
Jubir BPN Prabowo-Sandi, Rahayu Saraswati. (CNN Indonesia/Tiara Sutari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyindir capres petahana Joko Widodo yang ingin mengembangkan sumber daya manusia (SDM), namun terjadi pemusnahan puluhan ribu buku oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut perempuan yang karib dipanggil Sara itu, jika ingin meningkatkan SDM, maka harus menaruh perhatian lebih terhadap karya ilmiah.

Diketahui, Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) LIPI memusnahkan puluhan ribu tesis dan disertasi. Di sisi yang lain, Jokowi bertekad meningkatkan kualitas SDM di periode selanjutnya jika terpilih pada Pilpres 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indonesia jika mau mengembangkan sumber daya manusianya harus menaruh value yang lebih besar pada ilmu yang tertuang dalam tulisan dan karya-karya ilmiah," tutur Sara saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (12/3).

Sara mengatakan bahwa budaya membaca adalah langkah yang konkret untuk meningkatkan SDM. Berkenaan dengan itu, perhatian juga perlu diberikan lebih terhadap karya ilmiah. Karenanya, harus ada intervensi oleh pemerintah pusat dalam rangka mempertahankan keberadaan karya-karya ilmiah.

"Harus ada kebijakan dari level yang tertinggi untuk tidak meremehkan nilai dari sebuah karya ilmiah tertulis," tutur Sara.

"Kapan kita bisa memiliki perpustakaan-perpustakaan dan arsip-arsip dengan daya saing dan reputasi internasional jika negaranya tidak menaruh nilai tinggi pada karya tulisan putra-putrinya?" ujar dia.

Sara sangat menyayangkan saat mendengar kabar puluhan ribu tesis dan disertasi dimusnahkan. Menurut dia, sekali buku dimusnahkan, maka sulit untuk diadakan kembali.

Dia pun berharap Kepala LIPI Laksana Handoko bersikap lebih bijaksana dalam mengeluarkan kebijakan selanjutnya.

"Buku, disertasi, hasil karya ilmiah yang tertuang dalam tulisan sekalinya dimusnahkan akan sangat sulit untuk diadakan lagi," tutur Sara.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris menyebut tesis dan disertasi sebanyak dua truk di PDDI LIPI telah dimusnahkan.

"Rencana mau atau akan didigitalisasi, tapi digitalisasi belum dilakukan namun dua truk buku, disertasi dan tesis sudah dikiloin dan dimusnahkan," tutur Haris saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (11/3).

Peneliti politik senior LIPI Asvi Warman Adam juga mengatakan serupa. Bahkan dia menyebut ada sekitar 30 ribu tesis dan disertasi yang dihilangkan dari perpustaan PDDI LIPI.

"Jumlahnya 30 ribu. Berdasarkan informasi yang saya terima, penghilangan itu terjadi pada 9 dan 10 Februari atau akhir pekan. Jadi pas enggak ada orang," ucap Asvi.

Haris dan Asvi mengatakan pemusnahan karya-karya ilmiah sebagai buntut dari reorganisasi yang dilakukan Kepala LIPI Laksana Handoko. Asvi menyebut LIPI membutuhkan ruangan baru sebagai tempat kerja karyawan yang terdampak reorganisasi. Akibatnya, tesis dan disertasi dikorbankan.

Pihak PDDI LIPI membantah pemusnahan buku sebagai bagian dari reorganisasi yang dijalankan Kepala LIPI. Mereka mengklaim tengah berupaya meningkatkan kualitas pendokumentasian informasi ilmiah serta penyediaan akses informasi ilmiah kepada publik.

Salah satu caranya melalui mekanisme digitalisasi koleksi dengan melakukan proses weeding atau penyiangan koleksi yang sudah tidak relevan dengan kebutuhan zaman serta secara fisik sudah rusak parah. (bmw/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER