Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan orang terpaksa mengungsi akibat
banjir yang menerjang sebagian wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah sejak akhir pekan lalu. Keberadaan siklon tropis savana di Samudera Hindia disebut memengaruhi intensitas hujan di dua provinsi tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir melanda 5 kabupaten, 33 kecamatan, dan 43 desa di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Jumlah penduduk yang mengungsi akibat musibah ini lebih dari delapan orang. Sementara korban jiwa yang tercatat berjumlah dua orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini proses evakuasi masih berlangsung, dan 6.908 orang mengungsi di 32 titik," ujar Sutopo dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (18/3).
Bantul jadi daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak. Daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak selanjutnya terdapat di Purworejo dengan 1.099 pengungsi, disusul Kulon Progo dengan 580 pengungsi.
Sutopo menjelaskan siklon tropis yang bertanggung jawab atas bencana ini berada di Samudera Hindia, tepatnya saat ini di barat daya Lampung dan terus menjauh.
Siklon tropis ini menyebabkan pelambatan angin di atas tanah Jawa. Sementara di waktu bersamaan suhu permukaan laut kian menghangat.
"Sehingga massa uap air yang ada ke atmosfer melimpah. Inilah yang menyebabkan banjir cukup merata di Yogyakarta maupun di Jawa Tengah," imbuh Sutopo.
Sutopo menyatakan BNPB mengingatkan potensi banjir di berbagai wilayah di Indonesia masih terbuka. Pasalnya hujan lebat disertai angin kencang diperkirakan terus terjadi selama Maret ini.
Khusus untuk Selasa (19/3), data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan sebagian besar Sumatera, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat diprediksi mengalami hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir.
(bin/wis)