Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) menegaskan bahwa sumber
gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah sesar lokal Gunung Rinjani. Aktivitas sesar ini disebut tidak berkaitan dengan sesar yang menyebabkan gempa 6,8 skala richter pada Agustus 2018.
"Beda, sesar yang tadi saya sampaikan ini lokal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (18/3).
Sutopo menjelaskan bahwa gempa yang terjadi kemarin di Lombok bersumber di daratan pulau dengan kedalaman 19 kilometer. Sementara gempa besar yang terjadi pada tahun lalu bersumber Patahan Flores, yang beradai di perairan.
"Ini akibat aktivitas sesar normal di sekitar Gunung Rinjani yang dipicu penyesaran turun," imbuhnya.
Akibat gempa tersebut, setidaknya tiga orang tercatat kehilangan nyawa. Mereka adalah Tomy (warga Desa Senaru), Tai Sieu Kim (Malaysia), dan Lim Sai Sah (Malaysia). Mereka bertiga tewas di Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari keterangan Sutopo, ketiga orang itu diduga tewas karena tertimpa longsoran material air terjun Tiu Kelep. Pasalnya batu-batu yang berada di air terjun itu merupakan batuan andesit yang keras.
Hingga siang tadi, sudah terjadi 37 kali gempa susulan. Tak satu pun gempa susulan tersebut berpotensi tsunami.
Sebelumnya analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pusat gempa Lombok kali ini terletak pada koordinat 8,30 lintang selatan dan 116,60 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Pusat gempa berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram.
(bin/age)