Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PDIP
Megawati Soekarnoputri mengimbau para ibu pendukung
PDIP untuk menyiapkan makanan bagi kader PDIP yang menjadi saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2019, pada 17 April 2019.
Hal itu disampaikan dalam acara panen perdana padi MSP (Mari Sukseskan Petani) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (4/4).
"Saya instruksikan, ibu-ibu bikin nasi bungkus buat dua orang. Sekian banyak ibu membawa itu, untuk apa? Saksi kita," ujar Megawati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megawati menuturkan makanan yang disiapkan oleh ibu-ibu tidak perlu mewah. Ia mengatakan para ibu cukup memberikan nasi bungkus yang berisi lauk berupa lalap, ikan asin, tahu, hingga sambal terasi.
Ia berkata para ibu tak perlu membuat sayur asam bagi para saksi. Sebab, ia menilai makanan itu sulit disajikan ketika saksi berada di TPS.
"Datang pagi-pagi loh. Begitu TPS buka bawa makanan. Ibu-ibu masak, kasih makanan ke saksi," ujarnya.
Lebih lanjut, Megawati mengingatkan kembali para kader PDIP agar tidak terpengaruh dengan ajakan golput. Sebab, ia mendengar sejumlah orang di Jakarta berencana golput karena ingin liburan mengingat sehari pasca pencoblosan merupakan hari libur.
Ia mengaku heran dengan pilihan golput tersebut. Padahal, ia mengatakan mereka yang golput selama ini makan dari bahan makanan yang ada di Indonesia.
"Kamu nih orang Indonesia bukan sih? Kamu makan dari mana ya? Apa tidak dari air Indonesia, dari bahan makanan dari Indonesia," ujar Megawati.
Selain itu, Megawati juga mengingatkan pemilu sudah dilakukan sejak tahun 1955. Pemilu, kata dia, juga hanya dilakukan lima tahun sekali.
Ia pun menjamin pemilu kali ini akan berjalan lancar karena ada sanksi hukum bagi mereka yang berusaha menggagalkan pemilu.
"Kita negara berdaulat, ada hukumnya. Kalau mereka yang ingin menggagalkan yang namanya pemilu, yang memang sebuah keharusan lima tahun sekali pasti orang itu akan ditindak," ujarnya.
Lebih dari itu, ia juga mengimbau kader PDIP tidak golput karena merasa PDIP pasti menang. Ia menilai hal itu pemikiran yang keliru.
"Bilang, saya akan datang memberikan hak saya. Hak saya milik saya sendiri. Jadi semua datang," ujar Megawati.

Panen PadiDi Indramayu, Megawati Soekarnoputri memanen perdana padi MSP (Mari Sejahterakan Petani) yang ditanam di Desa Majakerta, Indramayu. Acara itu bagian dari rangkaian acara jelang kampanye akbar PDIP di Cirebon, Jumat (5/4).
Pantauan CNNIndonesia.com, Megawati tampak mengenakan baju berwarna putih dengan bawahan celana hitam. Mega tampak didampingi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto serta sejumlah pimpinan DPP dan DPD PDIP Jawa Barat.
Selain itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga hadir dan berada satu panggung dengan Megawati. Ia tampak mengenakan batik dengan motif berwarna merah. Sementara, ratusan kader PDIP yang berasal dari sekitar wilayah Indramayu tampak mengenakan dan membawa atribut PDIP.
Dalam sambutannya, Megawati menceritakan sejarah padi MSP. Ia berkata padi MSP dikembangkan seorang kader PDIP asal Lampung bernama Surono sejak PDIP masih bernama PDI. Sebelum disebut padi Mari Sejahterakan Petani, Megawati berkata MSP sejatinya akronim dari namanya.
"Tadi yang disebut MSP ini awal mulanya sebenarnya itu nama saya, kependekan. Tetapi saya bilang 'jangan Pak, ndak usah pakai nama saya'," ujar Megawati.
Megawati menyampaikan MSP merupakan padi unggulan. Ia berkata bulir dalam satu malay bisa mencapai lebih dari 790 bulir.
Pasca menceritakan hal itu, Megawati lantas meminta Amran berdiri di sampinginya. Dalam momen itu, Megawati memaparkan kepada Amran bahwa pertanian di Indonesia mesih banyak kendala dan kelemahan, salah satunya soal kurangnya penelitian di sektor tanaman pangan.
Ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap anak muda yang lebih memilih mencari kerja di kota ketimbang bertani di kampung halamannya.
"Kalau saya tanya kenapa kalian tidak mau jadi petani? Capek Bu. Tentu capek, tapi harusnya nikmat. Kenapa? karena tanahnya mestinya milik sendiri," ujarnya.
Dalam hal pangan, Megawati juga mengingatkan pemerintah untuk tidak asal ekspor. Mega mengingatkan ekspor dilakukan jika kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi. Sebab, ia mengatakan ekspor dapat menyebabkan harga beras naik.
"Sebetulnya jangan ekspor dulu lah. Suruh rakyat makan dulu. Kalau sudah cukup, baru kelebihannya itu diekspor," ujar Megawati.
[Gambas:Video CNN] (jps/ugo)