Senandung Kebatinan Subuh di Masjid Novel Baswedan

CNN Indonesia
Kamis, 11 Apr 2019 13:52 WIB
Dua tahun kasus Novel Baswedan tanpa titik cerah soal pelaku teror. Subuh berjemaah di Masjid Al Ihsan kini menjadi semacam ratapan bagi yang menutup telinga.
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah) bersalaman dengan jemaah lain usai melaksanakan salat subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2019. (CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Genap dua tahun kasus Novel Baswedan, azan subuh berkumandang dari Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading Jakarta Utara, pada Rabu (11/4).

Tepat dua tahun lalu, selepas salat subuh berjemaah di masjid penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengalami teror saat hendak pulang ke rumah. Selepas melakukan salat subuh berjemaah di masjid, Novel diserang menggunakan air keras oleh dua orang tidak dikenal, 11 April 2017.

Hari ini, persis dua tahun pascateror itu, di depan masjid Al Ihsan terpampang spanduk bertuliskan '#2TahunNovelBaswedan, lekas sembuh dan berjuang terus sahabat', lengkap dengan foto Novel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seakan ingin memberikan dukungan dan semangat penyidik KPK yang matanya rusak akibat teror air keras ke wajahnya itu, jemaah salat subuh di Masjid Al Ihsan lebih penuh dari biasanya.


Imam Masjid Al Ihsan, Abdur Rahim Hasan, mengatakan jemaah yang datang jauh lebih banyak dari biasanya karena mereka ingin memperingati dua tahun kasus Novel Baswedan. Para jemaah--yang umumnya tetangga, dan pendukung Novel itu--mendoakan agar teror yang dialami penyidik KPK tersebut segera terkuak dan mata yang rusak akibat siraman air keras bisa sembuh.

Selepas salat berjamaah, dalam doa, suasana khusyuk begitu terasa. Para jemaah, termasuk Novel, tertunduk mengharap pada Tuhan agar kasus tersebut dapat segera terungkap.

Novel memang hadir di tengah-tengah mereka. Dia pun larut dalam suasana khusyuk. Sepanjang Hasan melantunkan doa, tak lepas kata amin keluar dari mulut Novel dan jemaah lainnya.

"Dua tahun lalu beliau mengalami perlakuan zalim oleh sekelompok orang yang belum ketahuan siapa pelakunya. Mari sambungkan batin untuk mendoakan pelaku ditemukan dan ditindak sesuai hukum, yang paling penting Pak Novel tetap teguh hatinya berjihad memberantas korupsi," tutur Hasan dalam doanya.

Doa itu pun diikuti dengan zikir yang terus menerus dipanjatkan jemaah yang hadir.

Usai melaksanakan doa bersama, jemaah pun berkumpul di tengah-tengah masjid. Novel yang duduk di saf paling depan lantas berdiri dan mengambil posisi guna bersalaman dengan satu persatu jemaah yang menghadiri doa bersama itu.

Senandung Kebatinan di Subuh Dua Tahun Kasus Novel BaswedanPenyidik KPK Novel Baswedan (kedua dari kiri) menyambut salaman dan tepukan pundak pemberi semangat dari sesama jemaah masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2019. (CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto)


Jemaah yang mayoritasnya laki-laki itu pun menyalami Novel, beberapa di antara mereka bahkan ada yang memeluk dan memberinya semangat. Senyum Novel pun menyambut jabat tangan dari mereka.

Dari senyumnya itu tersirat keraguan dua tahun kasus Novel ini akan terungkap. Saat berbincang, Novel mengaku dirinya menyadari ada unsur kesengajaan kasus yang menimpanya tidak diungkap. Pasalnya, sampai saat ini kasus ini masih mengalami kebuntuan-kebuntuan.

Langkah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian membentuk tim gabungan khusus untuk menangani kasus Novel di awal Januari 2019 silam pun nyaris tidak terdengar perkembangan kinerjanya.

Tim yang dibentuk jelang Debat pertama Pilpres 2019 yang mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme itu pun dinilai tidak sesuai dengan harapan Novel.

Ia bahkan mencurigai tim ini dibentuk untuk menghapus jejak kasus ini secara sempurna. Pasalnya Novel juga pernah menyinggung soal keterlibatan petinggi Polri dibalik penyerangan yang dialaminya. Tim yang terdiri dari sejumlah polisi di tubuhnya itu, diduga Novel memiliki konflik kepentingan dalam mengungkap kasus ini.

"Saya khawatir dengan hal itu, apakah hal itu bisa terjadi seperti yang saya bilang bisa iya bisa tidak, tapi kalau sampai iya, hal itu sangat buruk sekali," kata Novel.

Senandung Kebatinan di Subuh Dua Tahun Kasus Novel Baswedan


Kendati demikian, masih ada harapan untuk mengungkap kasus ini. Novel mengatakan caranya adalah mendesak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang independen. Hal itu, diklaimnya, adalah salah satu cara untuk memecah kebuntuan dari kasus ini.

"Saya dan kawan-kawan di KPK semua pihak tentunya mengharapkan ini diungkap, Presiden mau membuka jalan. Jadi, jalan buntu yang sekarang ditemui dapat segera dicari jalan baru agar pengungkapan itu masih ada harapan," kata Novel.

Harapan itu juga tersirat dari wajah para jemaah yang hadir di salat subuh berjamaah pagi itu. Mereka pun kompak menginginkan kasus yang menimpa tetangganya di komplek tersebut dapat segera selesai.

Seusai salat subuh Novel dan berbincang dengan awak media, Novel lantas meninggalkan masjid Al Ihsan menuju ke rumahnya yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari sana.

Ia kembali melewati titik di mana dirinya disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 silam. Di benaknya ia menunggu kelanjutan pengungkapan dalang di balik teror yang menimpanya.

Novel tak berhenti, langsung menuju rumahnya mempersiapkan diri untuk kembali berangkat ke tempat dinasnya, markas KPK, yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Dua tahun kasus Novel ini pun diwarnai rilis dari tim gabungan yang menyatakan telah melakukan uji alibi dan pemeriksaan saksi di Maluku, serta melakukan hal sama di Jawa Tengah. Anggota Tim Gabungan bentukan Kapolri itu, eks komisioner Komnas HAM Nur Kholis menyatakan mereka akan terus bekerja hingga akhir masa tugas pada tanggal 7 Juli 2019.


[Gambas:Video CNN] (sah/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER