Perbedaan Exit Poll, Quick Count, dan Real Count
Selasa, 16 Apr 2019 16:16 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Istilah exit poll, quick count, dan real count kerap mengemuka di setiap ajang pemilu, tak terkecuali Pilpres 2019 kali ini.Masyarakat belakangan dikejutkan dengan kemunculan hasil exit poll Pemilu 2019 yang berlangsung di luar negeri. Hasil tersebut berseliweran di media sosial. Pencoblosan di luar negeri telah berlangsung pada 8-14 April 2019. Sementara di Indonesia berlangsung pada 17 April 2019.
Sejumlah masyarakat merespons hasil exit poll tersebut, baik secara positif maupun negatif. Hasil exit poll tersebut belum dipastikan kebenarannya, sebab exit poll menunjukkan hasil berbeda. Satu hasil exit poll memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf, lainnya memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Ia mengatakan exil poll selalu dilakukan beberapa saat setelah pemilih telah menyalurkan pilihan politiknya di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Jadi secara teknis exit poll bagian dari survei. Ketika orang selesai nyoblos di TPS langsung ditanya milih siapa, 01 atau 02, atau rahasia," ujat Hasanuddin kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/4).
Hasanuddin menuturkan exit poll memiliki margin of error dan tingkat kepercayaan. Sebab, exit poll pada umumnya tidak mewawancarai seluruh pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap di TPS yang menjadi lokasi survei.
"Jadi secara prinsip exit poll itu sama dengan survei. Jadi di situ ada tekniknya menggunakan wawancara, hingga kuisioner terstruktur," ujarnya.
Sementara quick count, kata Hasanuddin, merupakan proses pengambilan data terhadap sampel TPS. Pada umumnya, lembaga survei hanya mengambil sampel di beberapa TPS untuk mewakili semua TPS.
"Jadi dia akan mengukur atau menghitung perolehan kandidat di TPS itu dari formulir C1 di TPS terpilih," ujar Hasanuddin.
Karena hanya mengambil sampel dari beberapa TPS, Hasanuddin menyebut quick count memiliki margin of error. Namun, ia menyebut margin of error tidak sebesar saat survei seperti exit poll.
Kata Hasanuddin, quick count tidak bisa menjadi patokan untuk memastikan kemenangan kandidat. Sebab, TPS yang dipilih lembaga survei saat melakukan quick count belum tentu mewakili seluruh TPS.
"Ada juga motif kesengajaan memang ketika TPS yang dipilih itu diambil dari kandidat yang kira-kira akan unggul. Jadi ada kesengajaan di situ," ujarnya.
Pada umumnya, ia menyebut proses real count berlangsung lebih lama. Sebab, ia menyebut data yang digunakan bersumber dari seluruh TPS.
"Ini semacam sensus terhadap seluruh TPS. Makanya agak lebih lama di banding quick count," ujar Hasanuddin.
(jps/ugo)
ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
Gempa M 4.0 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa Hingga Bogor
Nasional • 1 jam yang laluMatius-Aryoko Ditetapkan Sebagai Gubernur dan Wagub Papua Terpilih
Nasional • 2 jam yang lalu4 Orang Tewas Usai Pesta Miras Oplosan di Mamuju
Nasional • 2 jam yang lalu335 Siswa Diduga Keracunan MBG di Banggai, BGN Minta Maaf
Nasional • 4 jam yang laluKSP Ungkap Tujuan Program Smart Board untuk 330 Ribu Sekolah di RI
Nasional • 3 jam yang laluLAINNYA DARI DETIKNETWORK