BPN Bentuk Relawan Online Kawal Perhitungan Suara KPU

CNN Indonesia
Senin, 22 Apr 2019 15:58 WIB
Relawan Saksi Online (RSO) BPN nantinya bertugas mengecek validitas data dari C1 di website KPU dengan data yang didapatkan relawan dari setiap TPS.
Calon presiden Prabowo Subianto. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Cyber Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Agus Maksum menyatakan pihaknya akan bentuk Relawan Saksi Online (RSO) yang bertugas mengawal perhitungan suara Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Agus mengklaim BPN telah mengantongi sejumlah data terkait kecurangan yang terjadi pada saat pemungutan suara maupun kesalahan data entri yang dilakukan KPU.

Menurutnya, kecurangan juga terjadi sebelum pemilu dilaksanakan. Tim BPN menemukan sejumlah TPS dengan surat suara tercoblos.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, RSO ini nantinya bertugas mengecek validitas data dari C1 di website KPU dengan data yang didapatkan relawan dari setiap TPS.


"Kita bentuk 813.350 saksi online. Masing-masing amati web KPU. Amati apa yang terjadi. Apa C1 sama dengan C1 yang kita punya?" kata Agus di Seknas BPN Prabowo-Sandi, Jakarta Pusat, Senin (22/4).

Ia pun menjelaskan relawan akan mengecek setiap hari untuk mengetahui data apa saja yang berubah di website KPU.

Menurutnya, jika relawan tidak tepat dalam pengecekan tersebut maka hasil real count nantinya akan sama dengan hasil hitung cepat atau quick count dari sejumlah lembaga survei yang ia nilai melakukan kebohongan publik.


"Apabila kita berhasil awasi dan mencegah perubahan ini, maka hasilnya akan sama dengan klaim BPN, sama dengan hitungan BPN Pak Prabowo menang 60% lebih," ucapnya.

Lebih lanjut, Agus juga menyoroti sistem IT KPU yang dinilai mudah diretas. Menurut dia, peretas bisa jadi bukanlah hacker namun penyelundup.

Sebelumnya, BPN mengklaim telah menemukan sejumlah kecurangan dan kesalahan dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2019 seperti 17,5 juta pemilih dalam DPT diduga invalid.


Kemudian hingga Sabtu (20/4), BPN mencatat kecurangan yang terjadi selama pemilu adalah sebanyak 1.261 kasus dalam proses pemungutan hingga penghitungan suara.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman juga mengakui ada kesalahan input data C1 pada Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU. (ani/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER