Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (
KPPS) di Bali mengalami stroke saat bertugas di
Pemilu 2019. I Nengah Widiartha tiba-tiba lemas, kemudian terserang stroke saat menghitung suara di tempat pemungutan suara (
TPS) 29 Batanha, Kabupaten Karangasem.
"Sekitar pukul 23.00 WITA, Widiartha lemas di TPS, kemudian dilarikan ke RSUD Karangasem dan lantas dirujuk ke RSUP Sanglah," kata Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan, Selasa (23/4) dikutip
Antara.
Keterangan tersebut disampaikan Lidartawan di sela membesuk Widiartha di RSUP Sanglah. KPU Bali, kata Lidartawan, sudah berkoordinasi dengan Gubernur Bali Wayan Koster melalui Dinas Kesehatan untuk melakukan pengecekan kesehatan rutin kepada rekan-rekan PPK yang melakukan proses rekapitulasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KPU Bali juga sedang mengusahakan santunan dari KPU RI kepada petugas yang gugur ataupun sakit. Dalam pelaksanaan Pemilu 2019 di Bali, sedikitnya ada empat petugas KPPS dan satu pegawai kontrak yang sampai sakit saat menjalankan tugas kepemiluan.
Selain Widiartha, petugas KPPS yang sakit lainnya yaitu Ida Bagus Ketut Padang (Ketua KPPS TPS 17 Lingkungan Pendem, Karangasem), I Made Agus Suta Wijaya (anggota KPPS TPS 48 Tampuagan I, Karangasem), dan Ni Komang Sri Apriani (anggota KPPS TPS 27 Jimbaran, Kabupaten Badung).
Sedangkan AA Gede Juliarta, pegawai kontrak di KPU Bangli mengalami patah tulang bahu akibat kecelakaan saat mengambil konsumsi nasi bungkus untuk staf dan komisioner yang sedang melakukan penyiapan logistik pada 29 Maret lalu.
Akibat kejadian tersebut, Juliarta sudah mendapatkan tindakan operasi di RSU BMC Bangli dengan biaya sendiri.
Komisioner KPU pusat, Viryan Aziz mengonfirmasi secara nasional setidaknya 119 petugas KPPS meninggal saat bertugas dalam Pemilu 2019. Selain itu juga terdapat 548 orang lainnya yang jatuh sakit. Semua korban tersebar di 25 provinsi.
Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar juga melengkapi sederet korban dari pihaknya. Ia mengatakan ada 33 orang panitia pengawas pemilu (Panwaslu) yang juga gugur saat bertugas.
"Beberapa anggota Bawaslu, 33 orang meninggal dan beberapa sakit, beberapa kecelakaan pelaksanaan tugas," kata Fritz, Selasa (23/4).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut para petugas yang gugur sebagai pejuang demokrasi. Jokowi menyebut atas nama negara dan masyarakat dirinya menyampaikan duka cita.
 Presiden Joko Widodo. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
"Saya kira beliau ini adalah pejuang demokrasi yang meninggal dalam tugasnya," ujarnya.
Meski dihargai sebagai pejuang demokrasi, namun pemerintah melalui Kementerian Keuangan belum dapat memastikan berapa santunan yang diberikan kepada petugas yang gugur atau sakit. Pemerintah hanya menyebut biaya tanggungan akan diambil langsung dari pos tertentu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
"Nanti kami melihat berapa kebutuhan dan memutuskan sesuai peraturan perundang-undangan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4).
[Gambas:Video CNN] (ain)