Kerugian Gempa Sulteng Capai Rp18,4 Triliun

Antara | CNN Indonesia
Jumat, 03 Mei 2019 09:58 WIB
Pemerintah Provinsi Sulteng masih menunggu janji pemerintah pusat untuk mendirikan hunian tetap pascagempa, dan pencairan dana stimulan.
Warga desa Wani 1 dan wani lumbu petigo mengungsi di perbukitan Gunung Sigiba, Donggala, Sulawesi Tengah. Kamis, 4 Oktober 2018. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi magnitudo 7,4 yang disusul tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah, 28 September 2018 menimbulkan kerugian material Rp18,48 triliun. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) kegempaan Palu juga mencatat korban jiwa mencapai 4.340 orang.

Gempa berdampak ke sejumlah wilayah di Kota Palu dan tiga kabupaten terdekat, yakni Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Kota Palu menderita kerugian material senilai Rp8,3 triliun, Kabupaten Sigi Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7 triliun, dan Parigi Moutong Rp640 miliar.

Kerugian yang paling besar berada di sektor permukiman. Hampir semua bangunan di sepanjang Pantai Teluk Palu rata dengan tanah diterjang tsunami. Bangunan di daerah Petobo, Balaroa, dan Sibalaya yang terkena likuefaksi rusak berat akibat gempa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampak dari gempa semua kegiatan seakan lumpuh total. Akan tetapi syukurlah kondisi tersebut kini mulai pulih," kata Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Jumat (3/5) dikutip Antara.


Dalam sambutan yang dibacakan Asisten Perekonomian Sekretaris Daerah Pemrov Sulteng Bunga Elim Somba pada seminar awal rencana aksi pemulihan ekonomi pascagempa, ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak di dalam dan luar negeri yang telah peduli membantu dengan ikhlas, bahu-membahu tanpa kenal lelah, baik moril maupun materil, untuk memulihkan masyarakat dan daerah itu pascagempa.

Ketua Pusdatin Kegempaan Sulteng, Moh Hidayat saat menerima kunjungan Penasihat Senior Shelter dan Pemukiman USAID, Charles A Setchell, memberikan informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan masyarakat korban bencana untuk pemulihan kehidupan.

Hidayat menyampaikan saat ini masyarakat berharap segera mendapatkan hunian tetap, terutama bagi mereka yang rumahnya hilang akibat bencana dan baru ada satu lembaga yang menyatakan secara resmi siap membangun hunian tetap, yaitu Yasyasan Budha Tzu Chi.


Pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi untuk relokasi antara lain di Kelurahan Talise, Duyu, dan Pombewe. Dari 6.504 rumah yang dinyatakan hilang, Budha Tzu Chi memberikan dukungan 3.000 unit hunian tetap dan masih menyisahkan 3.504 unit.

"Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama pemerintah pusat dapat segera merealisasikan janji pemenuhan pembangunan hunian tetap serta mencairkan sisa dana stimulan dan dana santunan, mengingat saat ini status kebencanaan di Provinsi Sulawesi Tengah memasuki masa rehabilityasi dan rekonstruksi mulai 25 April 2019 sampai 25 April 2021," ujarnya.

[Gambas:Video CNN] (ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER