Pengamat Saran Tol Satu Arah saat Mudik Berlaku Situasional

CNN Indonesia
Jumat, 10 Mei 2019 06:58 WIB
Pengamat menilai one way menjadi salah satu solusi mengatasi kepadatan saat arus mudik dan balik, namun sebaiknya diterapkan situasional setelah tol Cikampek.
Ilustrasi arus mudik lebaran. .(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi kelancaran lalu lintas saat arus mudik dan balik Lebaran 2019/ Idul Fitri 1440 hijriah, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengeluarkan gagasan pemberlakuan satu arah (one way) di sejumlah titik.

Kakorlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri mengatakan rekayasa one way Mudik itu akan diusulkan pada Tol Jakarta-Cikampek, KM 25 Cibitung hingga tol Brebes Barat yang berada di KM 262 saat arus mudik, dan pada arus balik dari mulai tol Palimanan (KM 189) hingga Cibitung.

Refdi mengungkapkan gagasan sejumlah pihak itu sudah diterima meski baru sekedar usulan dari pihaknya berdasarkan evaluasi, serta prediksi meningkatnya jumlah pemudik tahun ini hingga sekitar 40 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi rencana tersebut, pengamat transportasi dari Universitas Katolik Sogijapranata, Djoko Setijowarjono, mengatakan panjangnya penerapan satu arah tersebut dinilai sebagai skenario terburuk.

"Perhitungan itu tentunya sudah melalui pemodelan, sudah dibuat skenario. Saya pikir itu skenario paling buruk," kata Djoko kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/5).


Djoko menilai penerapan rekayasa lalu lintas satu arah semestinya diberlakukan hanya sampai Cikampek atau menjelang KM66, karena menurutnya merupakan kepadatan lalu lintas terbanyak pemudik. Selepas itu, sambungnya, bisa dilakukan rekayasa lalu lintas tergantung situasi dan kepadatan pemudik.

Selepas KM66 yang berada di Dawuan, Subang itu arus mudik akan terpecah yang meneruskan ke Cikampek atau Cipali, dan ke Cipularang.

Djoko memperkirakan pemudik akan lebih banyak yang menuju Cipali dan Cikampek dibanding ke Cipularang. Ia memperkirakan sekitar 70 persen pemudik akan ke Cipali

"Secara idealnya memang traffic terbanyak sampai Cikampek, habis itu tersebar ke Cipali dan Cipularang. Sehingga, kalau sampai Cikampek belum terurai toh ada kelanjutannya lagi. Dilihat kondisi di lapangan, bisa parsial [bentuk rekayasa lalu lintasnya," ujar Djoko.

Selain itu, Djoko memandang positif inisiatif pemerintah lewat lembaga terkait untuk menghentikan sementara proyek-proyek di sepanjang tol Jakarta-Cikampek selama masa arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Tak hanya itu, pemerintah akan membatasi angkutan barang, serta melakukan pemindahan Gerbang Tol Cikarang utama ke Gerbang Tol Cikampek Utama dan Gerbang Tol Kalihurip Utama juga bertujuan untuk memecah arus kendaraan yang akan menuju tol Cipali dan Purbaleunyi.


Dihubungi secara terpisah, pengamat transportasi dan Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas menilai penerapan one way untuk jalur mudik di tol itu sebagai kebijakan yang tidak ideal.

Meskipun begitu, dia menyebut kalau cara itu merupakan alternatif satu-satunya yang dapat diterapkan untuk kelancaran arus kendaraan.

"Bicara ideal, itu kebijakan yang tidak ideal. Tetapi, itu mungkin satu-satunya alternatif yang bisa ditempuh," katanya.

Darmaningtyas menilai penerapan rekayasa lalu lintas satu arah lebih baik daripada rekayasa lalu lintas berdasarkan nomor polisi ganjil-genap. Ia mengatakan sistem ganjil-genap mengharuskan 'seseorang untuk mengalah' dan belum tentu mengurangi kemacetan, terutama di luar tol.

"Memang itu (rencana one way) salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemacetan daripada ganjil genap," imbuhnya.

Soal penerapan ganjil-genap, Kementerian Perhubungan bakal mengeluarkan imbauan skema ganjil genap pada jalur penyeberangan Merak - Bakauheni. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan pemudik yang ingin menyeberang ke Sumatera.

"Skema ini tidak saya tuangkan dalam sebuah regulasi, hanya imbauan saja," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi saat ditemui CNNIndonesia.com di kantornya, Rabu (8/5).

Budi mengungkapkan, selama ini, sebagian besar kendaraan pemudik pada puncak arus mudik dan arus balik menyeberang pada pukul 12 malam hingga 6 pagi.

"Kalau dia menyeberang jam segitu, katakanlah berangkat dari Jakarta jam 3 - jam 4 sore, itu antrian di sana (Merak) panjang. Itu kan bahaya," ujarnya.

Atas dasar itu, Kemenhub akan membuat skema imbauan kendaraan berpelat nomor ganjil untuk melintas pada pukul 8 pagi hingga 8 malam. Sementara, untuk kendaraan berpelat nomor genap diimbau melintas pada pukul 8 malam hingga 8 pagi. 

Di satu sisi, Darmaningtyas berharap pemerintah pun memperbanyak moda transportasi untuk mudik, termasuk pula layanan mudik gratis sehingga menarik minat masyarakat untuk tak membawa kendaraan pribadi. Hal itu juga merupakan upaya lain dalam memangkas kemacetan.

(ryn/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER