Polisi Bekuk Pelaku Hoaks Kantor Bareskrim Pengendali Situng

CNN Indonesia
Kamis, 09 Mei 2019 19:53 WIB
Polisi mengamankan kedua pelaku karena menyebar hoaks tentang polisi terlibat situng dan menjadi viral di media sosial.
Para relawan terlihat sedang merekap data untuk hasil hitung Komisi Pemilihan Umum (KPU) se-Provinsi DKI Jakarta. Minggu, 21 April 2019. Hasil hitung suara Pemilu 2019 melalui sistem informasi penghitungan suara atau situng yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) ditargetkan selesai pada Minggu 21 April 2019. CNN Indonesia/Andry Novelino
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menangkap dua tersangka penyebar hoaks tentang kantor Badan Resor Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri di Gambir sebagai pusat kendali Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan hoaks tersebut cukup viral di media sosial sehingga Direktorat Siber melakukan pelacakan terhadap akun tersebut.

"Siber Polri menginvestigasi akun yang menyebarkan konten tersebut, hasil investigasi, tim menangkap dua tersangka," kata Dedi di Mabes Polri, Kamis (9/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tersangka pertama diketahui berinisial SG. Pelaku ditangkap pada Rabu (8/5) di Jatinegara, Jakarta Timur. Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa telepon genggam beserta sim card.


"Yang bersangkutan mengakui mem-forward dan mem-posting di whatsapp grup dan akun facebook," ujar Dedi.

Kemudian tersangka kedua berinsial AK yang ditangkap di Jember, Jawa Timur pada Rabu (8/5). AK diketahui mengunggah informasi hoaks tersebut di akun Facebook miliknya.

"Yang bersangkutan juga mengakui perbuatannya," ucap Dedi.

Keduanya dijerat dengan pasal 14 ayat (2) dan/atau Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 27 KUHP. Kedua terancam hukuman pidana selama tiga tahun.

Dedi menjelaskan karena hukuman di bawah lima tahun, maka terhadap keduanya tidak dilakukan penahanan namun proses hukum akan terus berlanjut. Lebih lanjut, Dedi menambahkan saat ini pihaknya masih mengejar aktor intelektual atau creator di balik informasi hoaks tersebut.

(dis/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER