LIPUTAN KHUSUS

Salafi ala Basalamah dan Hijrah Kaum Muda Takut Dosa

CNN Indonesia
Senin, 08 Jul 2019 09:05 WIB
Ustaz Khalid Basalamah tak menyangka dakwah salafi dan penggunaan medsos di balik kajiannya bisa menginspirasi hijrah anak-anak muda di Indonesia.
Ustaz Oemar Mita saat memberikan tausiyah di Terang Jakarta (CNN Indonesia/Tarmuzi Azhar)
Kemasan dakwah hijrah dengan mengikuti selera pasar anak muda juga digunakan oleh komunitas Terang Jakarta. Adalah Dimas Wibisono, yang terbesit untuk membentuk kajian hijrah ini tiga tahun lalu saat sedang berpesta alias party. Di tengah ingar bingar dentuman musik, Dimas tiba-tiba takut mati.

Sejak itu, Dimas mulai mempelajari Islam lebih dalam. Namun ia enggan mengikuti ceramah ustaz yang kaku di masjid. Kala itu dia masih memendam stigma pada orang bercelana cingkrang dan jenggotan.

"Pada tahun 2016 itulah gue niat membuat sharing session, biar tidak kaku dan pasti masuk ke anak-anak muda kayak gue," katanya saat ditemui CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sharing Session yang dimaksud Dimas merujuk pada perkumpulan kecil bersama ustaz. Namun bukan di masjid, ia memilih tempat di sebuah kafe. Dimas bertemu tujuh pemuda lainnya termasuk ustaz Abu Fida yang sama-sama akrab dengan dunia malam hingga narkoba.
HIJRAH EMBARGO 15Ustaz Oemar Mita saat memberikan tausiyah di Terang Jakarta. (CNN Indonesia/Tarmuzi Azhar)
Sharing session yang semula hanya diikuti segelintir orang itu akhirnya terus bertambah hingga mencapai ratusan orang dan berkembang menjadi komunitas Terang Jakarta.  Untuk mendanai kegiatan kajian hijrah itu, Dimas membangun bisnis travel dan penjualan aksesoris. Keuntungan dari bisnis itu dibagi untuk biaya operasional Terang Jakarta.

Dimas kemudian lantas mengundang beberapa ustaz berlatar salafi yang bahasa dakwahnya bisa diterima anak muda yang ingin berhijrah. Salah satunya, ustaz Oemar Mitta.

Sharing Session bertema Zona Nyaman yang digelar sore hari pada Maret lalu itu tampak disesaki oleh mahasiswa, pegawai swasta dan PNS muda yang rela ambil cuti di hari kerja untuk mendengar Oemar Mita.

Oemar menyinggung permasalahan anak muda saat ini yang dianggap lebih peduli dan terlalu nyaman pada hal-hal duniawi, di antaranya dosa riba dan pacaran. Oemar mampu mengemas tema-tema tersebut tanpa menggunakan bahasa atau dalil yang berat dan mudah dicerna anak-anak muda.

Salah satu peserta, Icha, mengaku tertarik mengikuti kajian Terang Jakarta lantaran gaya ustaz yang dinilai dekat dengan anak muda dan cenderung tak kaku. Icha yang juga seorang mualaf ini mengaku lebih mudah memahami ajaran yang disampaikan.

"Kajian ini kan tidak kaku ya kayak kajian di masjid gitu. Bahasanya juga nyaman dan mudah diterima tapi 'jleb'," tuturnya.
HIJRAH EMBARGO 15Jemaah tampak seksama menyaksikan Ustaz Oemar Mita saat memberikan tausiyah di Terang Jakarta. (CNN Indonesia/Tarmuzi Azhar)

Bersama suaminya, perempuan berusia 29 tahun ini kompak mengikuti setiap kajian Terang Jakarta. Suaminya sendiri baru dua tahun terakhir berhijrah usai tak lagi bekerja di dunia hiburan malam.

Saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Oemar mengaku berysukur kajian salafi yang bersumber langsung pada Alquran dan Hadis mulai banyak diterima anak muda. Menurut dia, dakwah harus menitikberatkan pada isi yang bisa menyentuh hati.

"Rangkul anak muda pada keterbatasan mereka. Hargai apa yang mereka sudah lakukan yang paling tepat dan cepat untuk berubah dalam hidupnya. Melakukan ketaatan itu berat dengan hujatan dan vonisan yang kita berikan dalam dakwah," kata Oemar.
(rzr/dal)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER