Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian akhirnya mengambil langkah tegas dengan memaksa
massa aksi Bawaslu membubarkan diri. Pembubaran paksa dilakukan setelah negosiasi antara massa aksi dan polisi menemui jalan buntu.
Polisi yang sedari tadi bersiaga di kantor Bawaslu RI perlahan mempersiapkan diri. Seorang polisi memberikan peringatan lewat pengeras suara kepada warga yang tidak berkepentingan untuk membubarkan diri.
"Kami akan menembakkan gas air mata," kata polisi tersebut memberi peringatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah peringatan itu pasukan yang telah bersiaga mulai bergerak maju. Di barisan terdepan enam orang polisi dilengkapi dengan senjata pelempar gas air mata. Di belakangnya polisi dengan tameng berbaris berjajar.
Polisi terus maju ke arah kantor DPP PSI. Sementara massa yang awalnya ngotot bertahan mulai mundur, namun masih belum mau bubar. Mereka hanya mundur perlahan dan kadang berhenti saat polisi berhenti bergerak maju.
Suasana mencekam. Tak ada kendaraan bermotor yang melintas. Warga yang menyaksikan peristiwa ini dari pinggir jalan mulai dibubarkan. Tak lama gas air mata ditembakkan ke kerumunan massa.
Sambil menembakkan air mata polisi terus merangsek maju ke arah massa. Aparat terus menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa meski komandan di lapangan telah memerintahkan mereka berhenti.
[Gambas:Video CNN] (bmw/wis)