Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengklaim seluruh aparat keamanan yang dikerahkan untuk mengawal
aksi 22 Mei tidak menggunakan peluru tajam dan senjata api.
"Perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa s tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," ujar Dedi saat dikonfirmasi, Rabu (22/5).
Dedi kemudian melanjutkan bahwa bentrok antar massa dengan aparat tidak disebabkan oleh warga Jakarta. Ia menjelaskan pihak kepolisian telah mengantisipasi sejak jauh hari agar masyarakat Jakarta tidak terprovokasi agar tidak menimbulkan kericuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polri sudah mengidentifikasi bahwa pelaku provokator warga dari luar Jakarta," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyalahkan aparat kepolisian yang menembaki massa aksi 22 Mei di depan Gedung KPU dan kantor Bawaslu dengan peluru.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut sejauh ini telah ada 6 orang yang meninggal akibat aksi itu. Ia mendapatkan informasi tersebut setelah melakukan peninjauan di Bawaslu dan RSUD Tarakan.
"Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal. Di RS Tarakan ada 2. Kemudian di Pelni. Dan di RS Budi Kemuliaan RSCM dan di RS AL Buntoharjo," kata Anies di RSUD Tarakan, Rabu (22/5) pagi.
[Gambas:Video CNN] (ani/dal)