Jakarta, CNN Indonesia -- Peserta massa
aksi 22 Mei di depan kantor
Bawaslu, Jakarta, yang terkena gas air mata terus berdatangan ke RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Tercatat sejak pukul 18.30 WIB hingga saat ini ada 10 orang peserta massa aksi yang dirawat di RSUD Tarakan.
Para peserta massa aksi ini dibawa bergantian menggunakan ambulans lantaran mengalami sesak napas.
Dari pantauan
CNNIndonesia.com, salah satu peserta ada yang diantar menggunakan mobil ambulans milik Gerindra dengan stiker bergambar capres Prabowo. Selain dari Gerindra, mobil ambulans juga berasal dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Pertamina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peserta yang terkena gas air mata ini umumnya berusia 18 hingga 30 tahun.
Sementara itu petugas keamanan rumah sakit menjaga ketat di depan ruang IGD. Sejumlah pengantar tak diizinkan masuk.
Seperti dilansir
Antara, total RSUD Tarakan telah merawat 151 korban kerusuhan massa 22 Mei di sekitar Tanah Abang, Jalan Thamrin dan Petamburan, Jakarta Pusat hari ini.
Sebelumnya, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa aksi yang melakukan pelemparan di depan kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat malam ini. Kerusuhan di depan kantor Bawaslu itu kembali pecah setelah magrib dan masih berlangsung hingga kini.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung semua biaya kesehatan korban kerusuhan aksi 22 Mei. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan para korban yang ditanggung tak hanya dari warga DKI tapi dari daerah pun akan ditanggung.
"Pemprov DKI Jakarta memastikan bahwa semua pihak yang menjadi korban, baik itu sipil, baik itu kepolisian, TNI, petugas, semuanya akan kami tangani. Semuanya akan kami obati hingga tuntas," kata Anies di RSUD Tarakan, Rabu pagi.
"Pemprov DKI akan menutup biayanya untuk siapapun yang menjadi korban. Nah kami tangani semuanya di tempat ini. Kami pastikan bahwa tidak dikenakan biaya, sehingga semuanya tenang sampai sembuh sampai tuntas," ujarnya.
Anies mengatakan para korban akan dimasukkan penanggungan ke BPJS. Anies juga mengatakan program pembebasan biaya ini didukung oleh Kementerian Kesehatan.
"Karena peristiwanya adalah peristiwa nasional, lokasinya di ibu kota, ibu kotanya di Jakarta, karena itu menjadi masalah yang kita hadapi di sini dan maka itu kami tanggung," ujar Anies.
Aksi massa 22 Mei di depan Bawaslu itu sendiri dilakukan demi memprotes hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 yang telah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (21/5) dini hari WIB. Massa menolak hasil rekapitulasi KPU itu dan menuding telah terjadi kecurangan dalam Pilpres 2019.
[Gambas:Video CNN] (psp/kid)