Polwan Berpaham Radikal Dikembalikan ke Daerah Asal

CNN Indonesia
Senin, 27 Mei 2019 13:58 WIB
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan yang berwenang memeriksa NOS adalah satuannya sendiri, yakni Polda Maluku Utara.
Seorang polwan NOS diamankan di Bandara Juanda terkait dugaan radikalisme. (CNN Indonesia/Farid Miftah Rahman)
Surabaya, CNN Indonesia -- NOS (23), polisi wanita (polwan) diduga terpapar paham radikal yang diamankan kepolisian di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Minggu (26/5) kemarin, segera dipulangkan ke daerah asalnya, Maluku Utara.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, hal itu dilakukan lantaran yang berwenang memeriksa NOS adalah satuannya sendiri, yakni Polda Maluku Utara.

"Anggota oknum Polwan tersebut bukan wewenang Polda Jatim. Itu wewenang Polda Maluku Utara. Kita hanya memberikan fasilitas ruang di Polda Jatim untuk pemeriksaan," kata Barung, di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (27/5).

Polda Jatim, kata dia, hanyalah melakukan bantuan penangkapan terhadap NOS. Menurut Barung, hal itu pun adalah bentuk koordinasi dan kerja sama antar kepolisian daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang ada adalah Polda Maluku Utara meminta kepada kami sebagai bentuk koordinasi antar Polda untuk kemarin amankan satu orang yang mereka menyatakan diamankan dulu," ujarnya.

Saat ini, kata Barung, Polda Maluku Utara pun tengah dalam perjalanan untuk menjemput NOS untuk dipulangkan.

Sementara terkait apa penyebab NOS diamankan, yang disebut-sebut lantaran terpapar paham radikal, hal itu kata Barung, juga merupakan wewenang Polda Maluku Utara.

"Polda Maluku akan datang (ke Polda Jatim) untuk mengambil satu anggota oknum polwan tersebut, apakah dia terpapar radikal, ngapain dia ke sini, itu wewenang Polda Maluku Utara," ujar dia.

Sebelumnya NOS diamankan pihak kepolisian sesampainya di Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Minggu (26/5) pada pukul 13.44 WIB, kemarin. NOS diketahui melakukan perjalanan menaiki pesawat dengan menggunakan identitas palsu bernama Arfila M Said.
[Gambas:Video CNN] (frd/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER