Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko menyatakan pemerintah prihatin dengan jatuhnya delapan korban tewas dalam kerusuhan di seputar 22 Mei. Namun, ia tak bisa memastikan soal rencana Preisden Joko Widodo untuk menengok para korban.
"Ya kan pasti prihatin ya, ada anak-anak yang masih 17 tahun kan ya, sangat prihatin lah kita. Apalagi ada anak-anak yang digunakan untuk kegiatan demo, kerusuhan seperti itu, sangat prihatin," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/5.
Saat ini perwakilan pemerintah ataupun Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mengunjungi atau mengundang keluarga dari korban tewas dalam kerusuhan tersebut. Moeldoko pun belum mengetahui pasti apakah Jokowi bakal menemui atau menerima keluarga korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tadi belum nanya ke beliau (rencana mengunjungi keluarga korban tewas). Saya selama ini kan lebih di kegiatan, di posko sama Menkopolhukam," ujar Moeldoko.
Setelah aksi yang berujung rusuh tersebut, Jokowi telah mengundang tiga pedagang kaki lima yang menjadi korban penjarahan massa saat kerusuhan. Bahkan, Jokowi juga memberikan bantuan modal kepada tiga pedagang itu.
Usai mengundang tiga pedagang ke Istana Merdeka, hari ini Jokowi mengutus Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono untuk menjenguk sejumlah anggota Polri yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Polri.
"Sejak ada berita Polri ada korban, Presiden memerintahkan kepada saya selaku Kepala Sekretariat Presiden untuk segera mewakili beliau. Dan mohon maaf tadi saya sampaikan kepada keluarga bahwa Pak Presiden belum sempat hadir, maka diwakili oleh saya," ujar Heru dalam keterangan resmi.
Menurut dara Pemprov DKI Jakarta, kerusuhan 21-22 Mei menimbulkan delapan korban meninggal. Dari semua korban itu, tak semua berasal dari Jakarta. Sementara itu sekitar 700 orang mengalami luka-luka dan mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit.
[Gambas:Video CNN] (fra/arh)