Jakarta, CNN Indonesia -- Tim khusus pencari fakta yang dibentuk oleh
Komnas HAM mengantongi temuan bahwa korban meninggal akibat peluru tajam dalam
aksi 22 Mei mencapai 3-4 orang.
Beka Ulung Hapsara, anggota Komnas HAM, menceritakan bahwa tim mereka sudah berkeliling menemui keluarga dari korban meninggal dan korban luka-luka di RS Tarakan, RS Budi Kemuliaan, RS Polri, dan RS Cipto Mangunkusumo. Hasilnya, korban meninggal korban akibat peluru tajam berkisar 3-4 orang.
"Kami memang menemukan korban yang meninggal karena penggunaan peluru tajam, tiga sampai empat orang malah," kata Beka saat ditemui di kantor Walhi, Jakarta Selatan, Selasa (28/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Beka menekankan bahwa temuan itu belum berarti apa-apa karena masih memerlukan sejumlah verifikasi, salah satunya adalah uji balistik.
"Kami menunggu uji balistik dari kepolisian siapa pemilik peluru tajam ini," ucapnya.
Di samping uji balistik, Beka menyampaikan pihaknya masih mengumpulkan kesaksian dari keluarga dan teman para korban.
Informasi tersebut akan mereka cocokkan dengan keterangan kepolisian yang secara waktu kejadian membagi dua segmen menjadi demo damai yang berakhir setelah salat tarawih dan kerusuhan yang pecah di atas jam 9 malam pada hari pertama rusuh.
"Itu yang akan kami cocokkan kronologisnya," ucap Beka.
Tim pencari fakta Komnas HAM ini ditargetkan merampungkan penyelidikan dalam kurun sebulan untuk mengusut peristiwa kerusuhan 21-22 Mei di Jakarta.
Sejauh ini terdata 8 korban meninggal yang dihimpun Pemprov DKI Jakarta. Dari semua korban itu, tak semua berasal dari Jakarta.
[Gambas:Video CNN] (bin/arh)