Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 62 sopir yang akan melakukan perjalanan
mudik Lebaran 2019 dari Terminal Pulo Gebang dinyatakan tidak lulus tes kesehatan. Jumlah tersebut merupakan angka kumulatif yang dikumpulkan dari H-7 hingga H-3 Idul Fitri 1440 Hijriah.
Pada Minggu (2/6) atau H-3 Lebaran, jumlah sopir yang dinyatakan tidak lulus tes berjumlah 15 orang.
"Ada 62 sopir yang rata-rata mereka kelelahan dan gula darah tinggi. Rekomendasi dokter dia harus istirahat dan dikasih obat," kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Emiral August kepada
CNNIndonesia.com, Senin (3/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emiral mengatakan para sopir yang tidak dianjurkan menyetir itu kebanyakan menderita hipertensi karena kelelahan. Oleh karena itu, dokter menyarankan sopir beristirahat agar kondisi fit kembali.
"Mungkin juga karena kurang tidur. Dokter juga memberikan obat," kata Emiral.
Sebanyak 62 sopir yang tidak lulus tes kesehatan ini didapatkan dari hasil tes 697 sopir yang berangkat dari terminal Pulo Gebang. Jadi ada sekitar delapan persen sopir yang tak layak jalan dari total yang mengikuti tes kesehatan.
Sebelumnya, Pada H-4 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ada 15 persen sopir di Terminal Kampung Rambutan yang tidak layak untuk mengemudi.
Anies menjelaskan para sopir yang tidak dianjurkan menyetir itu kebanyakan karena hipertensi. Anies mengatakan hipertensi terjadi karena sopir kurang tidur sehingga harus menunggu kondisi fit kembali.
Pemeriksaan kesehatan para sopir dilakukan di posko sebelum mereka mengemudikan bus. Posko serupa juga didirikan di sejumlah titik terminal di Jakarta sebagai antisipasi potensi kecelakaan.
[Gambas:Video CNN] (jnp/pmg)