Jakarta, CNN Indonesia -- Penghasilan pengemudi bus di
Kampung Rambutan bisa melebihi Upah Minimum Regional (UMR) saat arus mudik Lebaran kemarin. Itu diketahui dari percakapan Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi dengan Perusahaan Otobus (PO) saat meninjau Kampung Rambutan, Kamis (6/6).
Budi mengatakan sejak H-7 Lebaran hingga hari kedua Lebaran, pengemudi bisa mengantongi Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per hari. Jika ditotal selama delapan hari
arus mudik, mereka menghasilkan sekitar Rp1,6 juta.
Padahal UMR Jakarta saat ini Rp3,9 juta, yang jika dibagi per pekan Rp975 ribu, lebih kecil dari pendapatan sopir bus sepekan saat arus mudik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari Lebaran pengemudi bagi saya adalah pahlawan transportasi. Karena di tengah kita senang-senang di rumah mereka tetap mengemudikan," kata Budi memuji mereka.
Namun saat ini PO sudah mengalami penurunan pemesanan, karena arus mudik telah lewat. Penurunan di hari kedua Lebaran bahkan semakin drastis dibanding hari kedua Lebaran. Itu terlihat saat Budi berbincang dengan penjaga loket PO tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Hari ini sepi Pak. Belum, belum ada yang berangkat. Sekarang [omzet] Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, kemarin Rp350 ribu sampai Rp400.000," kata penjaga loket saat ditanya Budi.
Puncak arus mudik sendiri diperkirakan terjadi pada Minggu (9/6) mendatang.
"Kami prediksi puncak mudik terjadi pada hari Minggu karena besoknya sudah mulai kerja. Bisa ada penumpukan kendaraan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Arus balik di Kampung Rambutan sendiri, berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, belum terlihat. Jumlah orang yang balik ke Jakarta relatif masih sedikit dilihat dari terminal tersebut.
(jnp/rsa)