Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu ajudan petinggi Organisasi
Papua Merdeka (
OPM) Goliat Tabuni yang bernama Telangga Gire bersama tiga orang rekannya mendeklarasikan dan menyatakan diri untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Sabtu (8/6) waktu setempat.
Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Muhammad Aidi menyatakan motif utama Telangga untuk kembali ke NKRI karena merasa tertipu oleh berbagai propaganda pihak OPM.
Telangga, kata Aidi, merasa ditipu oleh Goliat dengan janji-janji bahwa Papua akan merdeka sebentar lagi dan turut diming-imingi oleh janji diberikan jabatan tinggi.
"Iya [ditipu], karena merasa tertipu janji-janji itu, mau merdeka dan segala macam. Tapi di kehidupan normal mereka liat orang [Papua] sudah merdeka kok, ga ada yg dijajah disini, yang jajah siapa?pembangunan di kampung-kampung dan di kota-kota semakin maju dan warga hidup sejahtera," kata Aidi kepada
CNNIndonesia.com, Minggu (9/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aidi sendiri menyebut Telangga Gire sendiri telah menyampaikan ikrar setia kepada NKRI di hadapan Dandim 1714/PJ Letko Agus Sunaryo dan 25 orang anggota Kodim di Kampung Wurak, Distrik Illu, Puncak Jaya, Sabtu (8/6) kemarin.
Gire tak sendiri dalam menyerahkan diri. Ia turut mengajak tiga orang rekannya, yakni Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30), dan Perengga (27) untuk kembali ke NKRI.
Aidi sendiri menjelaskan bahwa Telangga dan rekan-rekannya tersebut sudah lama berkeinginan kembali ke NKRI.
Ia menyebut sejak tanggal 5 Mei 2019 lalu, Telangga telah menjalin kontak dengan salah satu anggota Kodim Puncak Jaya, Sertu Jefri May untuk mencari cara kembali ke NKRI.
"Nah hasil perkenalan itu, mereka intens melakukan komunikasi, baik telepon ataupun melalui pertemuan khusus. Dandim menitipkan kalau yang bersangkutan mau kembali ke NKRI, mereka akan dibantu keselamatannya," kata Aidi.
Usai komunikasi awal itu, Aidi menyebut empat orang anggota Kodim dipimpin Sertu Jefri May bertemu dengan Telangga di Distrik Tingginambut pada tanggal 6 Juni 2019 lalu. Di tempat itu, mereka menyerahkan diri kepada anggota TNI untuk memutuskan kembali ke pangkuan NKRI.
"Yang bersangkutan juga diam-diam mengamati tindak tanduk anggota TNI di tengah-tengah masyarakat umum. Dia lihat masyarakat kehidupannya normal aja, bahkan banyak masyarakat dibantu oleh TNI," kata Aidi.
Tak berhenti sampai di situ, Aidi menceritakan bahwa Telangga dan keluarganya selama ini hidup dalam kesusahan selama bergerilya dengan kelompok OPM. Ia menyebut Telangga sendiri memiliki 13 orang anak dan empat istri.
"Daripada dia di sana hanya makan keladi, itu pun ngambil dari kebunnya masyarakat. Jadi mereka hidup di hutan kedinginan, jadi menderita. Sementara anak-anaknya tidak ada yang menjamin," kata dia
Lebih lanjut, Aidi menyatakan pihak TNI akan menjamin sepenuhnya keselamatan Telangga dan keluarga beserta ketiga rekannya tersebut.
Ia pun menyatakan bahwa Bupat Puncak Jaya, Yuni Wonda telah menyanggupi untuk menjamin kesejahteraan bagi kehidupan Telangga dan keluarganya.
"Bupati juga menyanggupi jika mereka gabung ke NKRI akan difasilitasi tempat tinggalnya, dikasih pekerjaan dan lain-lain oleh Pemda," kata dia.
Saat Telangga dan rekan-rekannya menyerahkan diri, pihak TNI telah menerima satu pucuk senjata api jenis Mosser dan sejumlah munisi cal 7,62. Saat ini Telangga beserta senjatanya berada di Makodim dalam rangka pendataan.
[Gambas:Video CNN] (rzr/dea)