
Udara Jakarta Sempat Terburuk, Anies Tunjuk 17 Juta Kendaraan
CNN Indonesia | Senin, 10/06/2019 15:35 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai wajar polusi udara di ibu kota tinggi karena keberadaan jutaan kendaraan bermotor. Ia pun mengarahkan penggunaan kendaraan ramah lingkungan yang memakai energi listrik sebagai solusinya.
"Ya gini lah, di Jakarta ini kita memiliki 17 juta kendaraan bermotor dengan 17 juta kendaraan bermotor maka bisa dibayangkan kualitas udara yang dihasilkan akibat dari residu polutan itu," kata Anies di gedung Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (10/5).
Solusinya, Anies mengatakan ia dan Pemprov DKI harus fokus pada penataan transportasi. Arah kebijakannya adalah penataan transportasi publik, salah satunya adalah pengadaan transportasi berbasis energi listrik.
"Arah kita jelas, mulai dari kendaraan umum kita dorong nantinya untuk menggunakan bahan energi-energi yang tidak merusak lingkungan khususnya listrik, itu arah kita ke sana. Tapi itu bertahap," ucapnya.
Anies juga mengatakan saat ini pihaknya sudah dalam proses uji coba untuk bus listrik. Lewat bus listrik ini Anies harap dapat mengurangi polusi udara di Jakarta.
"Arah kita nanti semua bus-bus baru menggunakan sumber energi yang berbasis listrik itu nanti Jakarta insyaallah lebih bersih udaranya," ujarnya.
Di sisi lain, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu, mencatat Air Quality Index (AQI) Jakarta pada Selasa (4/6) atau H-1 Lebaran polusi udara sempat menyentuh 210 US AQI.
Dengan angka ini, ia melanjutkan, kota Jakarta menjadi juara kualitas udara terburuk di dunia pada hari itu.
Bondan mengatakan salah satu sumber polutan yakni pembakaran kendaraan bermotor sudah berkurang signifikan mengingat jutaan kendaraan telah meninggalkan Jakarta.
Oleh karena itu ia menuding ada sumber polutan lain yang membuat udara Jakarta sangat buruk.
Ia meminta agar Pemprov Jakarta bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa mencatat sumber-sumber polusi dan tren penurunan hingga peningkatan AQI US Jakarta.
"Harusnya tren ini ini dicatat oleh KLHK. Kadang tinggi, kadang rendah, itu harus dicari sumber polutannya. Lalu supaya ada langkah strategis yang bisa dilakukan," ujar Bondan.
[Gambas:Video CNN] (sas/arh)
"Ya gini lah, di Jakarta ini kita memiliki 17 juta kendaraan bermotor dengan 17 juta kendaraan bermotor maka bisa dibayangkan kualitas udara yang dihasilkan akibat dari residu polutan itu," kata Anies di gedung Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (10/5).
"Arah kita jelas, mulai dari kendaraan umum kita dorong nantinya untuk menggunakan bahan energi-energi yang tidak merusak lingkungan khususnya listrik, itu arah kita ke sana. Tapi itu bertahap," ucapnya.
Anies juga mengatakan saat ini pihaknya sudah dalam proses uji coba untuk bus listrik. Lewat bus listrik ini Anies harap dapat mengurangi polusi udara di Jakarta.
Di sisi lain, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu, mencatat Air Quality Index (AQI) Jakarta pada Selasa (4/6) atau H-1 Lebaran polusi udara sempat menyentuh 210 US AQI.
Dengan angka ini, ia melanjutkan, kota Jakarta menjadi juara kualitas udara terburuk di dunia pada hari itu.
Bondan mengatakan salah satu sumber polutan yakni pembakaran kendaraan bermotor sudah berkurang signifikan mengingat jutaan kendaraan telah meninggalkan Jakarta.
Ia meminta agar Pemprov Jakarta bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa mencatat sumber-sumber polusi dan tren penurunan hingga peningkatan AQI US Jakarta.
"Harusnya tren ini ini dicatat oleh KLHK. Kadang tinggi, kadang rendah, itu harus dicari sumber polutannya. Lalu supaya ada langkah strategis yang bisa dilakukan," ujar Bondan.
[Gambas:Video CNN] (sas/arh)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
LIHAT SEMUA
Berita Daerah Terbaru
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Misi KLB Lengserkan AHY Terhambat Uang Saku Peserta
Nasional • 1 jam yang lalu
Bertambah 6.808 Kasus, Positif Corona Jadi 1.353.834
Nasional 2 jam yang lalu
Pembocor Data Pribadi Denny Siregar Divonis 8 Bulan Penjara
Nasional 1 jam yang lalu