Meski Mengular, Antrean PPDB di SMA 8 Jakarta Kondusif

CNN Indonesia
Senin, 24 Jun 2019 17:59 WIB
Antrean orang tua di SMA 8 Jakarta mengular sejak pagi, namun terpantau kondusif dengan lima loket antrean yang didirikan sekolah.
Orangtua siswa antre Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 8 Jakarta, Senin, 24 Juni 2019. Sesuai jadwal pendaftaran PPDB DKI Jakarta jalur zonasi SMP-SMA mulai dibuka 24 Juni hingga 26 Juni 2019. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI sistem zonasi dibuka Senin (24/6). Sejumlah sekolah di DKI Jakarta ramai dikunjungi oleh para orang tua murid.

Pantauan CNNIndonesia.com di SMAN 8 Jakarta, Bukit Duri, Jakarta Selatan, sempat terjadi antrean yang mengular sejak pukul 07.30 WIB. Salah satunya Audrey, orang tua murid yang mendaftar itu mengaku datang pukul 07.30 WIB karena pembukaan PPDB dimulai pukul 08.00 WIB.

"Beruntung panitia Kasih tempat duduk," kata Audrey di SMAN 8, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Audrey juga mengatakan selama mengantre kondisinya sangat kondusif. Pada saat proses pemeriksaan berkas ia menyebut hanya membutuhkan waktu satu menit setiap orangnya.

"Iya, tidak terlalu makan waktu lama," ujarnya perempuan berusia 35 tahun itu.

Sama halnya dengan Audrey, Dedi, orang tua yang sempat ditemui CNNIndonesia.com itu juga mengaku datang pada pukul 08.00 WIB dan mendapatkan nomer antrean 70. Dedi selesai pada pukul 11.30 WIB.


Ia sama sekali tidak mengeluh sempat mengalami antrean. Menurut dia proses pada saat pemeriksaan berkas cepat dan lancar.

"Isi formulir abis itu kasih panitia terus di panggil," tutur laki-laki berusia 45 tahun itu.

Sementara itu, Rudi, seorang bapak yang datang ke SMAN 8 pada pukul 09.30 WIB mengaku tak khawatir jika kedatangannya memakan waktu lama. "Nanti dipanggil jelas juga. Sejauh ini bagus-bagus saja," ujar laki-laki berusia 47 tahun itu.

Rudi juga mengaku izin tidak masuk kerja untuk mengantarkan anaknya melakukan pendaftaran PPDB DKI di SMAN 8. Rudi menambahkan ia setuju dengan sistem zonasi yang dilakukan di DKI Jakarta. Ia juga mengatakan berkas-berkas yang harus dibawa tidak terlalu banyak hanya Surat Keterangan Hasil Ujian Nasioanal (SKHUN) dan Kartu Keluarga (KK).

Sama halnya dengan Rudi, Meiyi Tjigito mengaku datang pada pukul 09.30 WIB dan dia tidak mempermasalahkan antrean yang berada di SMAN 8. Menurut dia antrean cukup teratur.

"Cukup teratur dan teorganisir," kata perempuan berusia 43 tahun itu.


Ia menambahkan bahwa dirinya tidak takut didahului orang tua murid lainnya yang datang lebih awal darinya. "Kan ada gelombang berikutnya masih ada kesempatan lah," ujarnya. Mei juga menjelaskan ia datang siang karena daerah rumahnya yang agak jauh dari SMAN 8.

Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta, Agusman Anwar mengatakan sejauh ini antrean orang tua murid terpantau aman. Agus menjelaskan panitia di SMAN 8 telah menyediakan lima loket atau ruangan pendaftaran. Satu Loket bisa menampung 10 antrean untuk untuk pendaftaran.

"Setengah jam bisa melayani 50 orang, karena kita buka 5 loket," ujar dia.

Sampai pukul 11.30 WIB para orang tua murid di SMAN 8 menunggu antrean sambil duduk ditempat duduk yang sudah disediakan oleh panitia. Tampak petugas di depan pintu masuk memberikan memanggil nomor antrean untuk masuk ke ruang pendaftaran. Ia juga menjelaskan kepada para orang tua siswa melalui pengeras suara.

Sebagai informasi, berdasarkan dari petunjuk teknis (Juknis) Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pelaksanaan PPDB jalur zonasi akan berlangsung pada tanggal 24 sampai 26 Juni untuk pendaftaran sekolah dan verifikasi berkas persyaratan.

Pengumuman penerimaan akan dilakukan pada 26 Juni sore, adapun proses lapor diri dilaksanakan pada 27-28 Juni.


Seperti diketahui, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun 2018 mengatur tentang PPDB melalui sistem zonasi. Seleksi calon peserta didik anyar memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah.

Peraturan tersebut lantas memancing polemik di sejumlah sekolah di daerah. Ratusan wali murid siswa dan SMA se-Surabaya mendatangi Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (19/6). Mereka memprotes sistem zonasi.

Mereka menganggap kebijakan tersebut begitu merugikan anak-anaknya. Sistem PPDB SMA di Surabaya tahun ini terbagi dari beberapa jalur, yakni 50 persen untuk jalur masuk berdasarkan jarak, 20 persen untuk prestasi, dan 30 persen untuk jalur lainnya.

Kata Nila, mental anak-anak pun down. Perjuangan yang selama tiga tahun dilakukan sekolah, hingga ujian nasional (UN) seakan dihempaskan oleh jarak.

Presiden Joko Widodo mengakui bahwa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi tahun 2019 bermasalah dan mengalami banyak kendala.



[Gambas:Video CNN] (sas/ain)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER