Jakarta, CNN Indonesia --
Polri mengaku belum mendapat titik terang terhadap pelaku penyiraman air keras kepada
Novel Baswedan. Pun demikian tim gabungan bentukan Kapolri Jenderal
Tito Karnavian, juga disebut belum mendapatkan pelaku penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) itu.
Konferensi pers yang akan dilakukan dalam waktu dekat oleh tim gabungan juga hanya memaparkan rekomendasi hasil pengusutan yang telah dilakukan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan tim pakar hanya bersifat memberikan rekomendasi tentang temuan dalam investigasi yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Menyampaikan) Hasil. Tim gabungan pakar sifatnya hanya memberikan rekomendasi. Mereka melakukan proses investigasi ini kan sifatnya open, terbuka, secara umum saja, kemudian hasil temuannya akan diberikan rekomendasi," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (15/7).
Dedi juga menyebut belum ada tersangka dari hasil investigasi tim gabungan. Tim gabungan masih perlu mendalami lebih jauh untuk mengarah ke sana.
"Tentunya masih belum (ada tersangka), masih proses penyidikan yang lebih mendalam lagi," tuturnya.
 Penyidik KPK Novel Baswedan. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Dedi pun menjelaskan pada konferensi pers nanti yang akan diungkapkan adalah fakta di lapangan, hasil pemeriksaan, dan berbagai temuan pakar.
"Fakta yang diketemukan di lapangan, fakta hasil pemeriksaan, fakta juga dari berbagai macam pakar, nanti akan disampaikan," tuturnya.
Dedi menjelaskan dari hasil rekomendasi yang diberikan oleh tim pakar nantinya akan ditindaklanjuti oleh tim teknis Bareskrim Polri untuk mencari pelaku.
Pada kesempatan itu, salah satu anggota tim pakar Hendardi menduga kasus penyiraman air keras Novel berkaitan dengan motif politik. Anggota pakar lainnya, Hermawan menambahkan bahwa ada beberapa jenderal yang diperiksa.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian membentuk tim gabungan lewat Surat Keputusan nomor: Sgas/ 3/I/HUK.6.6/2019. Tim yang beranggotakan 65 orang memiliki masa tugas selama enam bulan dan sudah habis pada 7 Juli 2019.
Tim ini menyelidiki penyiraman air keras kepada Novel oleh orang tak dikenal di lingkungan rumahnya usai melaksanakan salat subuh, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2017. Sejak itu kasus ini masih gelap, termasuk tentang pelaku.
[Gambas:Video CNN] (gst/osc)