Jakarta, CNN Indonesia -- Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (
GNPF) Ulama akan menggelar
Ijtimak Ulama dan Tokoh Nasional ke-4 dalam waktu dekat. Ketua Umum GNPF-Ulama Yusuf Muhammad Martak membantah gelaran Ijtimak Ulama sebagai respons pertemuan
Joko Widodo dan
Prabowo Subianto, akhir pekan silam.
"Kami merencanakan akan mengadakan rapat untuk kepanitiaan guna pelaksanaan Ijtimak Ulama yang ke-4," ujar Yusuf di Hotel Alia Cikini, Jakarta, Senin (15/7).
Yusuf membeberkan secara garis besar ijtimak akan membahas sikap umat yang bergabung dalam GNPF-Ulama atas kondisi bangsa saat ini. Dalam ijtimak, kata dia, pada intinya akan menampung aspirasi peserta. GNPF menepis bereaksi keras soal pertemuan Jokowi-Prabowo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sampai hari ini kami santai-santai, tenang-tenang, tidak terpengaruh dengan isu maupun apapun yang terjadi atau sesuatu peristiwa atau pertemuan," ujarnya.
Juru bicara FPI, Munarman menegaskan ijtimak kali ini untuk konsolidasi dan mengevaluasi seluruh keputusan yang lahir dalam ijtimak sebelumnya.
"Ijtimak ke IV ini untuk kita melakukan konsolidasi antara ulama dan umat," ujar Munarman.
Munarman mengklaim ijtimak yang digelar GNPF Ulama bukan hanya membahas soal politik. Ia menyebut ijtimak juga membahas soal dakwah, ekonomi, hingga kemanusiaan. Namun, ia tidak mengelak bidang politik yang dihasilkan ijtimak menjadi perhatian lantaran bertepatan dengan pemilu.
Terkait dengan politik, Munarman menyampaikan ijtimak digelar untuk memperjuangkan tata nilai. Ia membantah ijtimak hanya untuk kepentingan politik praktis memperebutkan kekuasaan.
 Juru Bicara FPI, Munarman. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
"Kita para ulama sejak awal ingin memperjuangkan keadilan, memperjuangkan kesamaan. Jadi kepada yang lemah kita bantu, kepada yang sudah kuat artinya dia kami persilakan berusaha sendiri di bidang ekonomi, politik, dan hukum," ujarnya.
Selain keadilan, Munarman menegaskan ijtimak digelar untuk melawan diskriminasi, kecurangan, dan kezaliman. Oleh karena itu, ia menyampaikan keikutsertaan GNPF-Ulama dalam pemilu kemarin dengan mendukung Prabowo merupakan cara untuk mewujudkan hal-hal tersebut.
"Jadi bukan kepada soal
blocking, tapi kepada perjuangan tata nilainya," ujar Munarman.
Munarman meminta semua pihak tidak menilai ijtimak yang digelar GNPF-Ulama bermuatan politis. Adapun alasan ulama yang memperjuangkan keadilan, kata dia, lantaran umat Islam yang menderita akibat ketidakadilan yang terjadi selama ini.
"Jadi kami tidak ada urusan-urusan teknis, peristiwa-peristiwa," ujarnya.
[Gambas:Video CNN] (jps/ain)