Jakarta, CNN Indonesia -- Seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) jantan dengan kondisi kaki kanan depan terluka, terpaksa harus diamputasi oleh Tim Medis BKSDA Bengkulu-Lampung.
Kaki kanan bagian depan satwa langka tersebut membusuk, sedangkan bagian perutnya terluka. Kedua luka di tubuh harimau akibat terkena jerat kawat seling. Kawat ini diduga merupakan ulah pemburu di kawasan hutan TNBBS. Lokasi tersebut masuk dalam wilayah Resort Suoh SPTN III, BPTN II Liwa, Kabupaten Lampung Barat dan berada di zona rimba.
Harimau Sumatera bernama Kyai Batua memiliki berat sekitar 110 kilogram dan berusia antara 3-4 tahun, saat ini dalam perawatan intensif dokter hewan di Taman Konservasi Lembah Hijau (TKLH) Kota Bandarlampung.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Lampung Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Hifzon Zawahiri mengatakan hingga hari ini kondisi harimau sumatera, Kyai Batua kondisinya terus membaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi harimau Batua kian membaik, selain diberi vitamin, volume makanan pun terus bertambah. Dalam sehari, bisa menghabiskan 4 sampai 6 ekor ayam," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (16/7/2019) petang.
Hifzon menuturkan, kalau harimau sumatera Kyai Batua ini, belum bisa disaksikan langsung oleh banyak orang. Mengingat kondisinya yang masih belum stabil dan masih dalam isolasi guna proses masa penyembuhan luka.
"Jadi mohon maaf, saat ini harimau Batua belum bisa disaksikan secara langsung karena masih dalam isolasi. Hal ini juga, untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan karena sifat liar harimau yang reaktif dan dikhawatirkan akan mengganggu proses penyembuhan lukanya karena pergerakan kesana kemari," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Harimau Sumatera tersebut ditemukan pada Selasa (02/7), ketika Tim Patroli Balai BBTNBBS dan Wildlife Conservation Society-Indonesian Program (WCS-IP) tengah melakukan pemantauan populasi harimau di bagian tengah TNBBS (IPZ-Intensive Protection Zone) sebagai rangkaian kegiatan SWTS II.
Proses evakuasi dilakukan pada Rabu, (3/7) sekitar pukul 13.26 WIB. Tim WRU tiba di lokasi penjeratan harimau, lalu tim tersebut mempersiapkan peralatan bius dan kandang angkut untuk mengevakuasi harimau.
Proses penyelamatan pertama yang dilakukan, dengan pembiusan dan tindakan medis untuk mengobati luka. Lalu harimau tersebut dibawa ke Lembaga Konservasi Lembah Hijau Kota Bandarlampung untuk dilakukan perawatan intensif.
(zas/age)