Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai
Demokrat Agus Hermanto mengatakan keputusan partainya menempatkan kader untuk menjadi ketua
MPR berada di tangan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Agus menyebut SBY akan menggelar rapat terlebih dahulu bersama jajaran pengurus.
"Ini
domain-nya ketua umum. Sehingga seperti ini hal yang harus memutuskan ketua umum. Nanti diputuskan dalam suatu rapat koordinasi secara menyeluruh," kata Agus di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (23/7).
Agus menyatakan SBY akan memberikan keterangan apakah ada kader Demokrat untuk dicalonkan sebagai ketua atau pimpinan MPR. Menurutnya, keterangan resmi soal posisi strategis yang menyampaikan adalah SBY atau Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang memberikan statement bukan ketua umum atau sekjen, itu tentunya yang paling betul ketua umum dan sekjen," ujarnya.
Menurut wakil ketua DPR itu, sangat mungkin Demokrat menyodorkan kadernya untuk menjadi ketua atau pimpinan MPR. Namun, kata Agus, keputusan penempatan kader di kursi pimpinan MPR berada di tangan SBY.
"Tadi saya sampaikan kemungkinan ini serba mungkin. Tapi semuanya keputusan, apakah itu akan ke sana, ke mari, yang memutuskan adalah ketua umum dan sekjen," tuturnya.
Gabung Koalisi Jokowi-Ma'ruf
Agus menambahkan Demokrat juga membuka peluang untuk bergabung dalam koalisi partai pendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, yang telah ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019. Menurutnya, tak hanya Demokrat yang berpeluang gabung koalisi Jokowi-Ma'ruf, tetapi juga partai politik lainnya.
"Saya rasa tidak hanya demokrat, seluruh partai politik semuanya berpeluang karena memang inilah politik yang semuanya hasil sudah kita peroleh," kata Agus.
Agus menyatakan keputusan bergabung dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf pun yang memutuskan adalah SBY. Ia mengaku tak ingin mendahului pembicaraan yang sudah dilakukan partainya dengan pihak Jokowi.
Diketahui Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah melakukan pertemuan dengan Jokowi beberapa waktu lalu.
"Saya tidak ingin mendahului apa yang dibicarakan. Biarlah seluruhnya berjalan sesuai dengan apa yang telah dibicarakan," ujarnya.
Agus membantah kehadiran dirinya ke Istana bertemu Jokowi untuk membicarakan rencana Demokrat bergabung dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf. Ia mengaku kehadirannya untuk menyampaikan undangan pengukuhan gelar profesor dan pernikahan putrinya.
"Enggaklah. Saya ini hari memang berkunjung kepada kepentingan pribadi saya, untuk tadi menyampaikan dua undangan," tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengungkapkan keinginan partainya untuk mengisi posisi ketua MPR. Sebelumnya, empat partai politik yakni PKB, Golkar, Gerindra, dan PPP telah lebih dahulu menyatakan mengincar jabatan Ketua MPR periode 2019-2024.
"Kami memang sebenarnya juga ingin itu (jabatan Ketua MPR) ya," kata Syarief, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/7).
Ia kemudian mengungkit sejarah kedekatan antara partainya dengan PDIP, di mana pernah menjalin kesepakatan untuk menempatkan nama kader Demokrat di jabatan Ketua DPR dan nama kader PDIP di jabatan Ketua MPR pada 2009.
Menurutnya, seandainya sejarah itu bisa diulang kembali pada tahun ini maka akan memberikan dampak yang baik untuk Indonesia.
"Kalau saja itu terjadi pengulangan sejarah, saya pikir baik untuk bangsa. Jadi kalau saja, dan bila teman-teman setuju dan PDIP juga setuju, mudah-mudahan kalau saja terjadi Ketua DPR adalah PDIP, mungkin bagus juga kalau Ketua MPR dijabat oleh Partai Demokrat," ujar Syarief.
[Gambas:Video CNN] (fra/ain)