Kemenko PMK Sebut Titik Panas di 2019 Bertambah 70 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 31 Jul 2019 04:42 WIB
Pemerintah mengatakan jumlah titik panas (hotspot) pada 2019 lebih banyak 70 persen dibandingkan tahun lalu karena musim kemaraunya lebih panjang.
Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang PMK Dody Usodo Hargo Suseno. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengatakan terjadi peningkatan jumlah titik panas (hotspot) pada tahun ini lebih banyak 70 persen dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, musim kemarau 2019 lebih lama dibanding sebelumnya.

Hal itu berdasarkan pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sampai akhir Juli 2019.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Dody Usodo, di kantornya, Jakarta, Selasa (30/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai dengan akhir bulan Juli ini, titik panas sudah ditemukan 70 persen lebih dibanding tahun 2018. Karena memang kemarau sekarang ini akan melebihi kemarau tahun lalu," kata Dody.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 28 Juli 2019, titik api terpantau di sejumlah provinsi, antara lain Aceh sebanyak 1 titik, Jambi 7 titik, Riau 6 titik, Kalimantan Tengah 69 titik, Kalimantan Barat 11 titik, Kalimantan Selatan 22 titik.

Ilustrasi kerhutla.Ilustrasi kerhutla. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Kemudian Kalimantan Timur 6 titik, Kalimantan Utara 4 titik, Lampung 4 titik, Jawa Barat 2 titik, Jawa Tengah 3 titik, Jawa Timur 9 titik, Nusa Tenggara Barat 2 titik, hingga Nusa Tenggara Timur 14 titik.

Dody melanjutkan sampai 1 Juli, terdapat 5 provinsi, yakni Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, serta 3 kabupaten, yakni Dumai, Sambas, dan Siak, yang menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan.

"Status siaga darurat sudah ditindaklanjuti dengan mengaktifkan Satgas penanggulangan bencana karhutla yang dikeluarkan oleh BNPB di Sumsel, Riau, dan Kalbar," ujarnya.

Sebelumnya, sebanyak 5.929 personel gabungan dikerahkan untuk memadamkan karhutla di lima provinsi, yakni Riau Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Jambi.

Personel gabungan ini berasal dari satuan tugas darat dan udara dari unsur TNI, Polri, BPBD, Masyarakat Peduli Api, dan sejumlah kementerian/lembaga.

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan tim satgas udara menggunakan armada helikopter dan fixed wing untuk pemadaman, pendinginan, patroli, hingga survei di lokasi.

[Gambas:Video CNN]
"Jadi helikopter disiagakan di empat provinsi, Riau 17 helikopter, Sumatera Selatan tiga, Kalimantan Barat enam, dan Kalimantan Tengah tujuh," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Selasa (30/7).

Selain helikopter, satgas udara juga menggunakan pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Operasi ini, kata Agus, untuk memicu hujan di wilayah-wilayah yang terpapar titik api dengan menebarkan garam di awan potensial.

[Gambas:Video CNN] (fra/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER