Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai NasDem,
Surya Paloh mengaku dirinya telah menggelar pertemuan dengan Presiden
Joko Widodo di Singapura, beberapa waktu lalu. Namun Paloh menolak membeberkan isi ataupun topik dalam pertemuan jelang pengumuman kabinet Jokowi periode kedua tersebut.
"Ada [pertemuan di Singapura]," kata Paloh di Kompleks MPR/DPR, Jakarta, Jumat (16/8).
Sebelumnya, pertemuan antara Paloh dan Jokowi sempat diungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) Nasdem, Johnny G Plate. Johnny mengatakan ia dan Surya Paloh sempat pergi ke Singapura untuk bertemu untuk membahas agenda internal partai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pergi bertemu di sana untuk urusan kami. Kami tidak tau ada agenda presiden di sana ya. Jangan diartikan macam-macam," kata Johnny di Kompleks MPR/DPR, kemarin.
Terkait posisi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf, NasDem mengaku belum mengetahui. Pengakuan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Jokowi yang mengklaim bahwa ia telah memberi tahu parpol koalisi terkait nama-nama untuk kabinet baru.
"Belum (dapat kabar)," kata Surya di Gedung Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).
Namun demikian Surya mengaku tak masalah. Paloh beranggapan mungkin NasDem menjadi parpol koalisi terakhir yang akan diberitahu. Jokowi mengisyaratkan komposisi antara profesional dan unsur partai politik.
"Apapun bentuknya, mau 25 persen, mau 35 persen itu hak prerogratif presiden," kata Paloh.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan komposisi kabinet selanjutnya bakal lebih banyak diisi kalangan profesional ketimbang partai politik. Jokowi menyebut porsi untuk menteri dari kalangan profesional adalah 55 persen, sedangkan kalangan parpol 45 persen.
"Kabinet sudah final. Komposisi 45 parpol, 55 profesional," ujar Jokowi dalam pertemuan Dewan Pemimpin Redaksi di Istana Merdeka, Jakarta.
[Gambas:Video CNN] (rzr/ain)