Palembang, CNN Indonesia -- Pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan mengungsikan ratusan warga yang bermukim di sekitar lokasi kebakaran hutan dan lahan (
karhutla) di Dusun V Samarasa, Desa Muara Medak, Bayung Lencir, untuk mencegah paparan kabut asap.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex berujar evakuasi warga dilakukan untuk menekan risiko kesehatan yang timbul sebagai dampak langsung karhutla. Pihaknya sudah menginstruksikan Camat Bayung Lencir mengevakuasi warga ke tempat yang aman dengan menurunkan dua tim ke lokasi.
"Saat ini sudah ada 99 KK yang diungsikan, seiring waktu semakin bertambah. Kita tampung dulu di rumah kepala desa sambil menunggu tenda Dinas Sosial. Untuk dapur umum sudah beroperasi tinggal tendanya," ujar dia, Senin (19/8).
Pemkab Muba pun, katanya, memperbolehkan warga mengungsi ke rumah kerabat dan sanak saudara selama rumah yang dituju bukan merupakan wilayah yang rawan terdampak karhutla dan kabut asap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dodi pun mengajak seluruh elemen warga, Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, untuk menggelar salat istiqsa serentak.
Salah satu korban kabut asap akibat karhutla di Puskesmas Cot Seumeureung, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Selasa (30/7). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas) |
"Pegawai Pemkab, Polri, TNI, serta ribuan masyarakat menyelenggarakan salat istiqsa serentak di 15 kecamatan agar karhutla ini segera selesai. Kita meminta segera diturunkan hujan agar kebakaran tidak semakin meluas lagi," kata dia.
Terpisah, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan karhutla di Muba, yang mulai muncul sejak Selasa (13/8), sudah menghanguskan 932,324 hektare lahan.
Menurut dia, 600 hektare di antaranya terjadi Desa Muara Medak selama 6 hari terakhir. Sementara, 300 hektare lebih terjadi di kecamatan lain, seperti Sekayu, Sungai Keruh, Lalan, Lais, Lawang Wetan, Babatsupat, Babatoman, serta Sanga Desa.
"Untuk hari ini helikopter yang kita kerahkan ada tiga unit untuk
water bombing. Semuanya difokuskan untuk pemadaman di Muara Medak karena untuk sekarang, di daerah lain terbilang aman," ujar dia.
Ansori berujar api menjalar ke dekat perbatasan Jambi karena arah angin yang bertiup pun dari timur ke arah barat dan barat laut.
"Untuk asapnya yang terdampak malah di Jambi. Penerbangan di sana sempat terganggu karena asap dari Muara Medak. Kalau untuk ke Singapura belum, masih jauh karena arah angin yang lebih ke barat. Beberapa waktu lalu juga Jambi agak basah, karena ada hujan alami jadi tidak menjalar terlalu jauh asapnya," kata dia.
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru-Mawardi Yahya. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Untuk mencegah perluasan kebakaran, Gubernur Sumsel Herman Deru menyebut pemerintah membangun parit sekat. Dirinya meyakini dalam waktu 1-2 hari, api akan padam karena pembangunan sekat tersebut.
"Sudah 1 kilometer dibuat sekat itu kemarin," kata dia.
Namun, Ansori menyebut parit itu tak efektif menyekat wilayah kebakaran. Meskipun, alat berat berupa ekskavator sudah diterjunkan untuk menggalinya. Pasalnya, parit yang digali memiliki kedalaman 1-2 meter. Sementara, kedalaman tanah gambut yang jadi media penyebaran api lebih dari itu.
"Jadi ekskavator itu gali sedalam 1-2 meter, masih ketemunya gambut, bukan tanah. Gambut itu memang agak basah, tapi masih bisa terbakar," kata dia.
"Jadi pembuatan sekat ini memang belum efektif. Kalau mau efektif menggalinya harus lebih dari 2 meter hingga ketemu tanah, baru bisa menghalau api," ujar Ansori.
[Gambas:Video CNN] (idz/arh)